17 Tahun Pasca Bom Bali, Selama Ini Tokoh Jamaah Islamiyah Asal Cianjur Dibawa Kemana Saja Oleh CIA?

- 27 Januari 2021, 13:50 WIB
Ilustrasi Polisi Federal
Ilustrasi Polisi Federal /Tangkapan layar/

MEDIA PAKUAN - Departemen Pertahanan AS Pentagon telah mengumumkan akan mengadili tokoh Jamaah Islamiyah (JI) Hambali yang dijuluki sebagai Osama bin Laden Asia Tenggara.

Selain tokoh JI asal Cianjur, Pentagon juga akan mengadili dua terduga lainnya, yakni Mohammad Nazir Bin Lep dan Mohammad Farik Bin Amin.

Ketiganya diduga berperan dalam pemboman klub malam di Bali pada tahun 2002 dan pemboman Hotel JW Mariott di Jakarta pada tahun 2003.

Baca Juga: Kemenhub Akan Pasang 10 Alat Pendeteksi Covid-19 GeNose di Dua Stasiun

Setelah Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) berhasil meringkus satu demi satu petinggi Al-Qaeda dan anggota Jamaah Islamiyah.

Hambali yang memiliki nama asli Encep Nurjaman ditangkap di Thailand, tepat setahun setelah pemboman di Bali.

Baca Juga: Beberkan Rencana Vaksinasi Covid-19, Presiden Jokowi Sebut Masyarakat Mulai di Pertengahan Februari

Encep Nurjaman alis hambali alias Nurjaman bin Isamudin saat ini ditahan di pangkalan militer Amerika yang berada di Teluk Guantanamo, Kuba.

Selama tiga tahun sebelum dipindahkan ke Teluk Guantanamo, dia sempat ditahan di salah satu penjara milik CIA di luar Amerika.

Pejabat keamanan AS mengatakan Hambali adalah kunci penghubung antara Jemaah Islamiah dan al Qaeda.

Baca Juga: Seram ! 'The Secret Suster Ngesot Urban Legend' Raffi Ahmad Kerap Mengalami Kejadian Mistis

Jika Hambali dipindahkan keluar dari Teluk Guantanamo ia akan berupaya kembali berhubungan dengan jaringan teroris di Indonesia dan Malaysia.

Bahkan pejabat kemanan itu menyebut Hambali akan bisa menarik pengikut baru dengan jumlah besar, atau membentuk kelompok teroris baru.

Pada tahun 2016 Hambali ditahan di fasilitas kamp tujuh yang sangat rahasia. Seperti yang dilaporkan surat kabar Washington Post.

Baca Juga: Terungkap! Bisnis Jasa Angkut Jenazah Korban Covid 19, Meminta Bayaran Jutaan Rupiah Mang Oded: ' Sadiz'

Ditempat itu Hambali dikurung bersama sejumlah tahanan lainnya yang diduga mengatur serangan teroris 11 September 2001 di Amerika.

Kemudian dilaporkan Associated Press, seorang pejabat urusan hukum militer telah menyetujui tuntutan hukum mati terhadap pelaku konspirasi, pembunuhan, dan terorisme tersebut.

Sebenarnya dakwaan ini telah diajukan pada masa pemerintahan Donald Trump, namun tak kunjung diselesaikan.

Baca Juga: Tekan Krisis Keuangan dan Ekonomi Amerika Serikat, Pemerintah AS Salurkan Pinjaman 35 Miliar Dolar

Pengacara militer yang ditunjuk untuk ketiga tersangka, Mayor James Valentine dari Korps Marinir mengatakan peradilan bagi ketiga pelaku teroris ini dilakukan dalam kondisi panik sebelum pemerintahan Biden ajeg.

“Waktunya sangat jelas, ini (dimulainya peradilan-red) sehari setelah pelantikan presiden.” ujarnya.

Pernyataan Mayor James Valentine tersebut merujuk pada niat Presiden Joe Biden yang akan menutup pusat tahanan di Teluk Guantanamo.

Baca Juga: Tekan Krisis Keuangan dan Ekonomi Amerika Serikat, Pemerintah AS Salurkan Pinjaman 35 Miliar Dolar

Yang dimana sebelumnya juga telah ditegaskan oleh calon menteri pertahanan pilihan Biden, Jendral Lyod Austin dalam sidang konfirmasi Senat AS yang membahas strategi calon menteri pertahanan ini.

Pertengahan 2016 lalu, salah satu dewan kajian yang dibentuk pemerintahan Obama yang terdiri dari sejumlah pejabat keamanan nasional di beberapa lembaga, sempat melakukan kajian berkala tentang para tahanan di Teluk Guantanamo.

Mayor James Valentine mengatakan, Ketika itu Hambali telah menyatakan bahwa dia tidak berniat buruk terhadap Amerika dan ingin hidup damai.

Baca Juga: Heboh! Ucapan Selamat untuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo Membanjiri dan Trending di Twitter

Namun, dalam kajian terpisah seorang pejabat lain mengatakan, Hambali terlihat masih memiliki pengaruh terhadap sejumlah tahanan lainnya

Bahkan pentolan tokoh JI yang berafiliasi ke Alqaeda ini masih mempromosikan “jihad dengan kekerasan” melalui kutbah harian atau mingguan yang dilakukannya. seperti dilaporkan Washington Post.*** Samsun Ramlie.

 

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x