Aksi Protes Terhadap UU Baru di Paris Berbuntut Pembakaran Gedung

- 29 November 2020, 15:03 WIB
Tangkapan layar saat terjadinya kericuhan dalam unjukrasa di Paris
Tangkapan layar saat terjadinya kericuhan dalam unjukrasa di Paris /The Sun/YouTube
MEDIA PAKUAN - Pengunjuk rasa di seluruh Kota Paris bentrok dengan aparat kepolisian dalam aksi unjukrasa menentang undang-undang baru tentang larangan pembuatan dokumenter polisi.
 
Peserta demonstrasi datang beberapa jam setelah Presiden Emmanuel Macron mengatakan rekaman yang menunjukkan polisi Paris menyerang seorang pria kulit hitam, tidak dapat diterima dan memalukan.
 
Protes dilakukan sejak Sabtu lalu yang telah direncanakan sebelum gambar-gambar itu dirilis, tetapi Michelle Clifford dari Sky mengatakan video itu telah menjadi viral di Prancis serta telah memicu bentrok.
 
 
"Adegan-adegan yang sangat marah di jalanan. Ada granat bom kilat yang dilemparkan. Banyak orang sangat marah dengan undang-undang yang diusulkan dan apa yang akan mereka katakan adalah contoh lain dari apa yang mereka sebut kebrutalan polisi," ujar Clifford dalam laporannya seperti dilansir dari Sky News.
 
Clifford mengatakan, petugas polisi di Paris bereaksi sangat keras terhadap pengunjuk rasa, serta banyak gedung terbakar.
 
 
Selain itu, di tempat kejadian juga terjadi pelemparan gas air mata oleh oknum polisi.
 
Rekaman menunjukkan petugas polisi menyerang pengunjuk rasa, dengan seorang pria diseret oleh petugas saat dia berada di lantai.
 
Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin, mengatakan setidaknya 37 petugas polisi terluka dalam protes di seluruh negeri pada hari aksi itu.
 
 
Namun, dalam postingan di media sosial, menunjukkan jumlah petugas polisi memukul demonstran di pembongkaran kamp migran di ibu kota, lebih banyak daripada polisi yang menjadi korban.
 
Para pengunjuk rasa membakar furnitur dan bentrok dengan polisi, ketika mereka mencoba memblokir akses ke jalan tertentu.
 
 
Di Lille, Rennes, Strasbourg, dan kota-kota lain, ribuan orang lainnya turun ke jalan.
 
Kelompok kebebasan sipil dan jurnalis telah bereaksi dengan kekhawatiran, bahwa tindakan tersebut akan mencegah kebrutalan polisi terungkap.
 
Ribuan orang berkumpul di Place de la Republique, dengan dugaan akan mengecam kekerasan polisi, serta menyerukan pengunduran diri menteri dalam negeri, Gerald Darmanin.
 
 
Gas air mata ditembakkan setelah beberapa pengunjuk rasa bertopeng, meluncurkan kembang api dan melempar batu.
 
Insiden itu terekam di CCTV dan rekaman ponsel, yang kemudian diedarkan secara luas.
 
Di bawah undang-undang yang baru, ada kemungkinan beberapa dari mereka yang merekam insiden atau mem-posting ulang insiden tersebut, akan bermasalah dan mendapat hukuman pidana.***

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x