Iran Bebaskan Kylie Moore-Gilbert Sebagai Imbalan

- 26 November 2020, 16:02 WIB
Ilustrasi tahanan.
Ilustrasi tahanan. /

MEDIA PAKUAN-Iran membebaskan seorang akademisi Inggris-Australia, Kylie Moore-Gilbert, yang dituduh sebagai mata-mata. Moore-Gilbert dibebaskan sebagai imbalan dibebaskannya tiga warga negara Iran yang ditahan di luar negeri.

Berdasarkan informasi dari tayangan televisi pemerintah Iran disadur dari Sky News, Kylie Moore-Gilbert merupakan seorang akademisi Australia-Inggris dan pakar studi Islam.

Dia dipenjara di Iran atas tuduhan spionase pada September 2018 hingga November 2020.

Sebelumnya, ia adalah seorang dosen studi Islam di University of Melbourne's Asia Institute.

Kemudian, ia melakukan penelitian tentang revolusi di Timur Tengah, khususnya politik dan protes Bahrain.

Baca Juga: Mengapa Terulang Lagi? di Temukan Hampir 400 Paus dan Lumba-lumba Mati Terdampar di Selandia Baru

Kylie Moore-Gilbert melakukan mogok makan dan menghabiskan waktu lama di sel isolasi, setelah dijatuhi hukuman 10 tahun di balik jeruji besi.

Dia membantah tuduhan tersebut dangan keras, serta mempertahankan pernyataan ketidak bersalahannya.

Televisi resmi Iran menayangkan video dirinya dengan hijab abu-abu, duduk di tempat yang tampak seperti ruang pertemuan di salah satu bandara Teheran dengan masker wajah biru di bawah dagunya.

Ada juga rekaman tiga pria dengan bendera Iran di atas bahu yang digambarkan sebagai "aktivis ekonomi", saat ditemui Wakil Menteri Luar Negeri, Abbas Araghchi.

Moore-Gilbert ditangkap pada September 2018, setelah menghadiri konferensi akademik di kota Qom, sekitar 90 mil selatan ibu kota.

Baca Juga: Tingkat Pengujian Covid 19 Terendah di Dunia, Mexico Terapkan Kode QR demi Memutus Rantai Penyebara

Baru-baru ini ia dipindahkan ke penjara Qarchak, timur Teheran, terletak di gurun yang terkenal dengan kondisinya yang buruk dan padat, serta fasilitas kesehatan yang buruk.

Pembebasan Moore-Gilbert tersebut memberikan harapan kepada Nazanin Zaghari-Ratcliffe untuk dibebaskan juga.

Nazanin Zaghari-Ratcliffe warga negara ganda keturunan Iran-Inggris yang telah ditahan di Iran sejak 3 April 2016.

Pada awal September 2016, dia dijatuhi hukuman lima tahun penjara setelah dinyatakan bersalah, karena diduga merencanakan untuk menggulingkan pemerintah Iran, yang dibebaskan sementara pada 17 Maret 2020, karena pandemi virus corona.

Ratcliffe mengatakan berita tentang kebebasan Moore-Gilbert merupakan kejutan yang menyenangkan.

"Saya pikir mungkin pada tingkat egois selalu ada semacam pahit bertanya-tanya kapan giliran kita. Tentu saja tidak ada antrian, hal-hal ini terjadi dalam urutan acak," katanya.

"Kenyataannya adalah setiap kali ada gerakan, selalu ada harapan," ujarnya.

Baca Juga: Sering Berikan Gugatan Tak Berdasar Tentang Pilpres AS, Pengacara Donald Trump Diberikan Sanksi

"Saya tidak tahu apa artinya bagi kami. Ini jelas hal yang baik bagi Kylie dan jelas hal yang baik bagi kita semua bahwa kesepakatan telah dilakukan," tambahnya.

Amnesty International Inggris mengatakan pembebasan Moore-Gilbert 'sangat melegakan', serta meminta Pemerintah untuk menekan otoritas Iran agar membebaskan tahanan yang lainnya.

Anggota parlemen dari Zaghari-Ratcliffe, Tulip Siddiq juga menanggapi pembebasan tersebut. "Sekarang mari kita buat ini menjadi kenyataan Natal untuk Nazanin juga," ungkapnya.***

 

Editor: Hanif Nasution

Sumber: Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x