MEDIA PAKUAN - Presiden China Xi Jinping melakukan kunjungan ke Arab Saudi untuk menghadiri KTT China Arab dan KTT Dewan Kerjasama China Teluk, atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
China dan Arab Saudi untuk pertama kalinya melakukan pertemuan tingkat tinggi selama 3 hari di Arab Saudi yang akan berlangsung dari 7 hingga 9 Desember 2022.
Kedua negara dikabarkan akan menandatangani perjanjian senilai lebih dari 110 miliar riyal Saudi (lebih dari $29 miliar), dengan lebih dari 20 perjanjian.
Penandatanganan juga terkait kemitraan strategis serta rencana harmonisasi program jangka panjang kedua negara, terutama terkait Visi Saudi 2030 dan inisiatif One Belt, One Road China.
Xi Jinping akan bertemu dengan Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dan para pemimpin Dewan Kerjasama Teluk.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada konferensi pers rutin hari Rabu, mengatakan kunjungan tersebut merupakan tonggak penting dalam sejarah hubungan China Arab.
Ia menambahkan untuk pertama kalinya acara diplomatik terbesar dan tingkat tertinggi antara Tiongkok dan dunia Arab sejak diselenggarakan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok.
Pertemuan antara China dan negara-negara Arab terjadi ditengah ketegangan hubungan antara Saudi- AS terkait penolakan Arab Saudi terhadap permintaan Presiden AS Joe Biden untuk meningkatkan produksi minyak dan ketidaksepakatan atas konflik Rusia-Ukraina.
Pakar politik mengatakan AS yang cemas mengklaim bahwa China mengambil keuntungan untuk memperluas jejak dan pengaruhnya di wilayah tersebut, dengan maksud menendang AS keluar dari Timur Tengah.
Liu Zhongmin profesor di Institut Studi Timur Tengah Universitas Studi Internasional Shanghai. mengungkapkan bahwa AS sedang menghadapi sebuah paradoks, dimana AS ingin negara-negara Timur Tengah bekerja sama dengannya dalam konflik Ukraina-Rusia.
Disisi negara Arab menyadari bahwa AS tidak memiliki kemampuan atau kemauan untuk membawa manfaat bagi negara-negara kawasan itu. ***