Arab Saudi Membenci Homoseksual, Yasser Beri Pengakuan: 'Di sini jauh lebih mudah'

28 September 2022, 10:37 WIB
Arab Saudi Membenci Homoseksual, Yasser Beri Pengakuan: 'Di sini jauh lebih mudah' /Ilustrasi Pixels/Foto Brett Sayles

MEDIA PAKUAN - Pada tahun 2010 Arab Saudi digegerkan dengan pemberitaan yang menyeret seorang pangeran Saudi tengah diadili atas dakwaan pembunuhan seorang pelayan Prianya.

Pangeran Saudi tersebut diduga Gay itu, dituduh telah memukuli dan mencekik pelayannya hingga tewas di kamar hotel mewah di London, Inggris.

Di Pengadilan Kriminal Pusat Inggris di London, Pangeran Saud Bin Abdulaziz Bin Nasir al Saud dinyatakan membunuh Bandar Abdullah Abdulaziz pada 15 Februari lalu.

Pangeran berumur 34 tahun itu merupakan cucu Raja Saudi, Abdullah.

Baca Juga: Pakai KTP Saja untuk Cek Penerima BLT BBM 2022 Rp600.000 yang Masih Disalurkan hingaa Saat Ini

Pemberitaan tersebut sangat mengejutkan, mengingat Saudi Arabia adalah negara Islam yang sangat tidak menoleransi hubungan sejenis.

Melansir Nadya Labi di www.theatlantic.com yang berjudul "The Kingdom in the Closet".

Nadya menuliskan bahwa di Arab Saudi, hukuman bagi pelaku sodomi adalah hukuman mati. Tapi ironisnya, kehidupan gay di sana berjalan leluasa.

Yasser, 26 tahun, seorang gay, mengatakan: “Di sini jauh lebih mudah menjadi gay daripada straight.”

Baca Juga: Pemain Persib Bandung U-16 Eriko Sulastiano, Sukses Puncaki Top Skor Sementara MOLA EPA U-16 2022

Sekalipun homoseksual dihujat dan diancam hukuman mati, Kerajaan Saudi juga memberikan ruang yang luas kepada kaum homoseksual.

Selama kaum homoseksual dapat memberi kesan serta tampilan "normal" di depan umum, mereka akan aman melakukan apa saja di tempat pribadi yang tertutup.

Praktek homoseksual di lingkungan Kerajaan Arab Saudi seakan biasa seperti di lansir dari

Putri Sultana dalam buku Trilogy Princess mengatakan bahwa putri kerajaan yang jumlahnya puluhan ribu itu, beberapa dari mereka saling menggoda saat berkumpul.

Baca Juga: Pemain Persib Bandung U-18 Firman Januari, Berhasil Jadi Top Skor Sementara MOLA Elite Pro Academy U-18

Kekerasan seksual dan hinaan dari suami yang biasanya lebih berpendidikan dibanding istri menjadi salah satu penyebab para wanita itu saling menaruh rasa simpati.

Orang tua tidak akan mempertanyakan anak lelakinya yang membawa teman lelakinya ke rumah. Tidak akan ada juga yang bertanya apa yang mereka lakukan di apartemen atau kamar hotel.

Tapi mereka akan mendapat hukuman cambuk bila mendapati lelaki dan perempuan yang bukan pasangan suami-istri.

Polisi moral atau mutawwa hanya merazia pasangan yang berbeda gender yang bukan muhrim di tempat-tempat umum.

Baca Juga: Provokasi Zionis Israel Berlanjut di Bukit Suci Al Aqsa untuk Hari Kedua

Kita dapat dengan mudah melihat lelaki berkumpul dengan lelaki di sekolah, café,, dan internet. Demikian juga cewek berkumpul dengan cewek.

Tatanan sosial yang sangat keras memisahkan gender di negara tersebut menyebabkan homoseksual tumbuh subur.

Dalam usia remaja yang sedang bergairah, perempuan dan pria yang bukan muhrim sangat terlarang bersama dalam satu ruangan atau tempat, tapi sangat bebas bereksperimen dengan sesama jenisnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler