Turki dan Arab Saudi Pulihkan Hubungan, Kasus Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi Dihentikan

23 Juni 2022, 07:45 WIB
Turki dan Arab Saudi Pulihkan Hubungan, Kasus Pembunuhan Jurnalis Jamal Khashoggi Dihentikan /Muhammad Basir-Cyio/Orhan Coskun & Tuvan Gumrukcu/Reuters

MEDIA PAKUAN - Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman melakukan kunjungan pertamanya ke Turki sejak pada tahun 2018 di konsulat kerajaan di Istanbul.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu untuk membahas krisis energi yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Keputusan Erdogan untuk membuka kembali hubungan dengan salah satu saingan terbesarnya terdorong oleh kerjasama ekonomi dan perdagangan.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Kejagung, Eks Mendag Muhammad Luthfi Tidak Banyak Berkomentar Soal Minyak Goreng

Standar ekonomi dan biaya hidup di Turki yang meningkat satu tahun sebelum pemilihan umum di negara itu digelar.

Sebelumnya, pada kasus kematian Khashoggi, Erdogan merilis rincian pembunuhan mengerikan yang sangat mempermalukan putra mahkota Saudi.

Namun Erdogan membuka diri dengan menggalang investasi dan bantuan bank sentral dari negara-negara yang ditentangnya.

Pakar politik Turki dari Institut Washington, Soner Cagaptay mengatakan “Saya pikir ini mungkin salah satu kunjungan paling signifikan ke Ankara oleh seorang pemimpin asing dalam hampir satu dekade,” katanya.

Baca Juga: Jelang Laga Perempat Final, Robert Alberts Berharap Bandung Jadi Tuan Rumah

“Erdogan adalah tentang Erdogan. Dia hanya ingin memenangkan pemilihan dan saya pikir dia telah memutuskan untuk menelan harga dirinya," sindirnya.

Ia menambahkan Pangeran Mohammed juga mencoba untuk melihat peluang dukungan yang lebih luas, menjelang kesepakatan nuklir baru dengan musuh bebuyutannya Iran.

Pemulihan hubungan dilakukan oleh Turki pada bulan April, dengan keputusan menghentikan persidangan in absentia 26 tersangka yang dituduh terkait dengan pembunuhan Khashoggi oleh pengadilan Istanbul

Para pejabat intelijen AS telah menuduh Pangeran Mohammed terlibat dalam kasus Khashoggi.

Baca Juga: 5 Alasan Drakor 'The Last Empress' Menarik ditonton dan Terlaris Sepanjang Masa

Putusan kontroversi pengadilan Istanbul itu menuai protes keras dari tunangan Khashoggi, Hatice Cengiz.

Tiga minggu kemudian Erdogan melakukan kunjungannya ke Arab Saudi.

Kemal Kilicdaroglu saingan utama Erdogan dalam pemilihan presiden mengatakan .“Dia turun dari pesawat dan memeluk para pembunuh,” geramnya.

Turki memulihkan hubungan antara dua kekuatan Sunni untuk membantu menopang ekonomi Turki pada tahap penting pemerintahan Erdogan.

Baca Juga: BMKG Rilis Potensi Hujan Lebat Disertai Petir, Prakiraan Cuaca di Jawa Barat: Kamis 23 Juni 2022 Hari ini

Kedua pihak membahas berbagai masalah yang mencakup kerjasama antara bank dan dukungan untuk usaha kecil dan menengah.

Rivalitas antara Turki dan Arab Saudi berawal saat Ankara menolak untuk menerima penggulingan Ikhwanul Muslimin oleh Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dari kekuasaan di Kairo pada 2013.

Pada 2017 Turki juga mencoba menggagalkan blokade selama hampir empat tahun yang diberlakukan Saudi dan sekutu mereka terhadap Qatar.

Baca Juga: 'The Last Empress' Drakor 2018 Cerita Konflik Perselingkuhan, Masih Berjaya Di Tahun 2022

Analis percaya bahwa Washington menyaksikan kembalinya ketenangan regional secara bertahap dengan anggukan persetujuan.

Gonul To, Direktur studi Turki di Institut Timur Tengah yang berbasis di AS mengatakan “Didorong oleh Amerika Serikat, pemulihan hubungan ini meredakan ketegangan dan membangun diplomasi di seluruh kawasan,” katanya.

Namun ia meragukan Pangeran Mohammed untuk sepenuhnya mempercayai Erdogan setelah kematian Khashoggi, “Dalam jangka pendek, saya tidak berpikir akan ada peningkatan dramatis dalam ekonomi Turki," pungkasnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: dailynews.co.th

Tags

Terkini

Terpopuler