MEDIA PAKUAN - Pada hari Rabu, kasus harian Covid-19 Korea Selatan lebih dari 20 ribu kasus untuk pertama kalinya.
Negara tersebut melaporkan kasus harian mencapai 20.270 infeksi,termasuk 20.111 kasus infeksi lokal.
Hal itu membuat beban negara untuk kasus Covid-19 menjadi 884.310 beban, menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA).
Baca Juga: Cara Kerja Cincau Ditubuh Kamu Bantu Untuk Program Diet
Dari hari Selasa jumlah kematian akibat Covid-19 bertambah 15 orang, membuat kasus kematian menjadi 6.787. ingkat kematian adalah 0,77 persen.
Jumlah pasien COVID-19 yang sakit kritis bertambah enam dari hari sebeumnya, sehingga berjumlah 278 pasien.
Karena jumlah kasus yang terus bertambah, pemerintah akan membuat sistem respons virus yang direvisi dan akan mulai berlaku pada hari Sabtu.
Sekitar 250 stasiun pengujian yang didirikan di pusat kesehatan masyarakat dan rumah sakit besar akan mengadopsi tes antigen sendiri dan tes reaksi rantai polimerase (PCR).
Baca Juga: Hadapi PSM Makassar, Persib Bandung Fokus Latihan di Tengah Krisis
Orang dapat memilih mana yang ingin mereka ambil, kata KDCA.
Orang yang berusia di atas 60 tahun atau dalam kelompok berisiko tinggi, seperti mereka yang memiliki penyakit yang mendasarinya, akan diprioritaskan untuk tes PCR.
Mulai Kamis, rumah sakit dan klinik setempat juga akan memberikan alat tes mandiri.
Rezim yang direvisi dirancang untuk meminimalkan kasus kritis dan kematian, sambil mencegah kelebihan beban dan runtuhnya sistem medis, kata badan kesehatan itu.
Baca Juga: 6 Pebasket Klub Pelita Jaya Terpapar Covid 19
Sistem ini akan diperluas secara nasional setelah liburan di mana banyak orang pindah untuk pertemuan keluarga dan acara ritual, kata KDCA.
Dari kasus yang ditularkan secara lokal Rabu, Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul melaporkan 6.018, diikuti oleh Seoul dengan 4.186 dan kota pelabuhan barat Incheon dengan 1.396. Kasus dari luar negeri naik 159 menjadi 25.516.
Pada Rabu, 27,25 juta orang, atau 53 persen dari 52 juta penduduk negara itu, telah menerima suntikan booster. Jumlah orang yang divaksinasi lengkap mencapai 43,99 juta orang, atau 86 persen.***