Pembangkangan! Warga Belgia Unjuk Rasa Menentang Keputusan Pembatasan COVID 19

6 Desember 2021, 11:21 WIB
/Foto oleh Joshua Santos dari Pexels/

MEDIA PAKUAN - Ratusan warga berbaris di pusat kota Brussel, Belgia pada Minggu untuk menentang pembatasan COVID-19 setelah adanya virus varian baru yang dilaporkan oleh Afkrika Selatan pada pekan lalu.

Pembatasan itu diberlakukan oleh Pemerintah Belgia dalam melawan lonjakan terbaru mengenai virus varian baru.

Para warga juga melakukan unjuk rasa sebagai protes tentang adanya pembatasan sosial yang diumumkan pada Jumat, 3 Desember 2021.

Baca Juga: Kapolri Listyo Sigit Apresiasi Netizen yang Laporkan Oknum Polisi Pemerkosa Mahasiswi

Pemerintah Belgia juga melakukan pengetatan dan juga hukuman bagi warga yang melanggarnya.

Langkah itu diambil karena adanya lonjakan kasus yang terjadi di negaranya, yang membebani layanan kesehatan dengan petugas kesehatan yang dibilang masih minim jumlahnya.

Mereka berteriak tentang "Kebebasan! Kebebasan!" dan "Bersatu untuk kebebasan, hak, dan anak-anak kami,” sambil melakukan unjuk rasa .

Hal itu juga berkenan dengan tanda-tanda krisis terhadap vaksin.

Baca Juga: Giliran Sudah Hamil 8 Bulan, TKW Indonesia Ini Malah Dipulangkan Majikannya Sendiri dari Arab Saudi

Alexander De Croo selaku Perdana Menteri Belgia mengumumkan tentang kegiatan pendidikan berupa taman kanak-kanak dan sekolah dasar akan ditutup.

Serta penggunaan masker untuk anak-anak dari usia 6 tahun dan pembatasan acara dalam ruangan yang hanya diizinkan dengan maksimal 200 orang.

Pemerintah Belgia sebelumnya juga membatasi klub malem, Bar, dan restoran agar tutup di jam 11 malem selama 3 minggu kedepan.

Baca Juga: Tetap Mengeluh Walau Nyaman Tidur dengan Majikan, TKW: Jadi Susah Juga Kalau Kita Mau Ganti Baju

Dengan adanya virus varian terbaru Belgia merangkum bahwa rata-rata mingguan ada 17.862 kasus harian yang naik 6 persen dari minggu lalu.

Pasien rumah sakit naik menjadi 4 persen atau sekitar 3.700 karena keberadaan virus varian baru.

Dilaporkan bahwa sudah ada 27.000 korban jiwa yang meninggal sejak wabah muncul pada tahun lalu.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Jepang

Tags

Terkini

Terpopuler