Rakyat Palestina Berdemo Ingin Lengserkan Presiden Mahmoud Abbas, Kenapa?

27 Juni 2021, 10:38 WIB
Rakyat Palestina Berdemo Ingin Lengserkan Presiden Mahmoud Abbas, Berakhir Bentrok dengan Polisi /MEE/Shatha Hammad/

MEDIA PAKUAN - Beberapa hari belakangan rakyat Palestina melakukan aksi demo untuk melengserkan presiden mereka, Mahmoud Abbas.

Ratusan orang berkumpul di kota Ramallah untuk melancarkan protes terhadap presiden. Mereka juga berunjuk rasa menentang Abbas setelah salat Jumat di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Alasan dari tindakan rakyat Palestina ini diduga karena pasukan Abbas telah menangkap aktivis hak asasi manusia Nizar Banat hingga dirinya tewas dalam tahanan Otoritas Palestina.

Baca Juga: Menkes Inggris Matt Hancock Mengundurkan Diri Usai Kepergok Mencium Ajudannya

Dilansir dari Aljazeera, menurut keluarga Banat, 12 orang petugas memukuli kepala Banat dengan tongkat dan batang logam hingga meninggal setelah beberapa jam ditangkap.

Demonstran kemudian marah dan melakukan unjuk rasa sambil memegang bendera Palestina dan poster Banat, meminta Abbas yang berusia 85 tahun untuk mundur dari jabatannya.

“Rakyat ingin menggulingkan rezim,” teriak mereka, bersamaan dengan, “mundur, Abbas!”

Baca Juga: Rumah Sakit Uganda Manfaatkan Situasi Pandemi dengan Menaikkan Harga Fasilitas, Rakyat Dibuat Lebih Menderita

"Kami menginginkan reformasi politik total yang benar-benar mencerminkan kepentingan rakyat," kata pengunjuk rasa Esmat Mansour kepada kantor berita Reuters.

Aksi para pengunjuk rasa ini justru berakhir bentrok dengan pasukan keamanan Palestina saat protes hari ketiga.

Pasukan keamanan Palestina dengan perlengkapan anti huru hara menembakkan gas air mata dan granat kejut ke arah para pengunjuk rasa, membuat banyak orang berlarian mencari perlindungan.

Baca Juga: Lebih Parah dari Indonesia? Kasus Covid-19 Uganda Sangat Mengerikan Dipersulit Kurangnya Vaksin

Menurut sumber medis, setidaknya 20 orang terluka dalam bentrokan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan bahwa tindakan PA adalah sebuah kriminal.

“Penindasan brutal oleh dinas keamanan PA di Tepi Barat yang diduduki terhadap para demonstran adalah tindakan kriminal dan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma kemanusiaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa PA bertindak melawan “pertimbangan nasional dan moral”.

Baca Juga: Stres Covid-19, Seorang Ibu di London Bunuh Anak Perempuannya Gegara Cemas Mati Terpapar Virus Corona

Menurut sumber medis, setidaknya 20 orang terluka dalam bentrokan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan PA bertindak dalam "perilaku kriminal".

"Penindasan brutal oleh dinas keamanan PA di Tepi Barat yang diduduki terhadap para demonstran adalah tindakan kriminal dan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma kemanusiaan,” katanya, seraya menambahkan bahwa PA bertindak melawan “pertimbangan nasional dan moral”. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler