Vaksin AstraZaneca Paling Banyak Digunakan di Dunia, Australia Justru Takut dan Menghindar!

22 Juni 2021, 14:21 WIB
Vaksin AstraZaneca Paling Banyak Digunakan di Dunia, Tapi Justru Dihindari Australia /

MEDIA PAKUAN - Dalam usaha mengatasi pandemi Covid-19 agar segera berakhir, dunia kini tengah gencar melakukan vaksinasi kepada para penduduknya.

Salah satu vaksin Covid-19 yang paling banyak digunakan saat ini di dunia, termasuk di Indonesia, ialah AstraZeneca.

Namun dari sekian banyak yang menggunakannya, vaksin AstraZeneca justru paling dihindari Australia.

Baca Juga: ‌Kasus Covid-19 Turki Menurun, Presiden Erdogan Siap Longgarkan Pembatasan dan Lockdown

Sebagian besar warga Australia menolak untuk divaksin AstraZeneca setelah ditemukannya kasus pembekuan darah yang dialami penerima vaksin tersebut.

Akibat laporan munculnya sindrom trombosis dan trombositopenia, kejadian pembekuan darah langka yang terkait dengan vaksin, pemerintah pun menyarankan orang di bawah 50 tahun untuk mengambil vaksin yang berbeda.

Pemerintah pun telah menjanjikan adanya cukup pasokan Pfizer atau vaksin lain, seperti Moderna dan Novovax, pada kuartal terakhir tahun ini.

Baca Juga: Gaji Fantastis WNI Bila Jadi Asisten Rumah Tangga di Amerika Serikat, Kerja Cuma 16 Hari dalam Sebulan!

Resiko pembekuan darah itu sendiri diketahui sebesar 3,1 kasus per 100.000 dosis untuk mereka yang berusia di bawah 50 tahun.

Meski para ahli mengatakan bahwa risiko seperti itu masih sangat rendah, tapi warga tetap menolak keras vaksin tersebut di Australia.

Keraguan ini pun membuat para ahli mulai khawatir bahwa hal ini dapat menghambat kemajuan vaksinasi negara.

Baca Juga: Barcelona Ketakutan Ditinggal Messi, Sergio Aguero Akhirnya Turun Tangan

"Di seluruh negeri orang membatalkan janji atau bertanya apakah mereka harus mendapatkan dosis kedua," kata Dr Karen Price, presiden Royal Australian College of General Practitioners.

"Ini jelas menjadi penghalang besar pada peluncuran vaksin," katanya seperti dikutip Media Pakuan dari BBC.

"Kita harus berkumpul kembali dan mendapatkan kembali kepercayaan di dalamnya, karena sangat penting untuk menjaga agar program vaksinasi tetap berjalan. Kami masih memiliki orang tua yang tidak divaksinasi, dan kami melihat penularan komunitas lagi."

Baca Juga: Warga Kabupaten Sukabumi Miris, Kematian Akibat Covid-19 Makin Bertambah, Eneng: Seluruh Rumah Sakit Penuh

Untuk itu, para ahli mendesak pemerintah Australia meluncurkan kampanye pesan kesehatan ke masyarakat demi mencapai tujuannya.

"Yang benar-benar kami butuhkan adalah kampanye iklan nasional yang mudah dipahami, di mana pesannya tidak selalu datang dari pihak berwenang tetapi orang-orang yang dapat berhubungan dengan orang lain," kata Dr Price.

Namun rupanya, kampanye tersebut malah membuat para dokter umum di seluruh negeri merasa frustrasi karena beban di mana mereka harus menjadi komunikator utama tentang vaksin.

Biasanya, pasien akan tetap melontarkan pertanyaan pertama mereka tentang vaksin ke dokter daripada pergi ke klinik yang sudah diinformasikan oleh kampanye kesehatan masyarakat. ***

Editor: Siti Andini

Sumber: BBC

Tags

Terkini

Terpopuler