MEDIA PAKUAN - Agresi Militer Israel kian aktif, mengakibatkan sebanyak 217 warga Palestina tewas, termasuk 63 anak-anak dan 36 wanita. Kemudian 1.400 warga terluka akibat serangan Israel di Jalur Gaza.
Terkait hal itu, untuk kedua kalinya, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh kembali mengirimkan surat ke Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) tertanggal 18 Mei 2021.
Ismail Haniyeh meminta Jokowi segera bertindak dan menggalang dukungan dari negara-negara Arab, Islam, dan juga komunitas internasional untuk menyatakan sikap tegas mendesak Israel segera menghentikan aksi teror dan penyerangannya ke wilayah Jalur Gaza.
Baca Juga: ADM Dukcapil Mandiri Beroprasi Mulai 20 Mei 2021, Wilayah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah
Tidak hanya itu, Ismail Haniyeh juga meminta Indonesia turut memberikan tekanan terhadap Israel yang terus melakukan pengusiran terhadap warga Palestina di Yerusalem, diskriminasi rasial serta mencabut keputusan terkait pengambilalihan Sheikh Jarrah.
Hamas juga meminta Presiden Jokowi mendesak Israel menjauhi Al-Aqsa serta menghentikan kekerasan terhadap jamaah yang melaksanakan ibadah di sana.
"Kami meminta Anda untuk segera bertindak," kata Ismail Haniyeh dalam suratnya dikutip dari Pikiran-Rakyat.com
Baca Juga: Mantap! Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung Segera Rampung, Begini Spesifikasinya
Hingga kini Juru Bicara Presiden Fajdroel Rachman belum merespon saat dikonfirmasi mengenai surat tersebut.
Namun diketahui terkait surat pertama yang dilayangkan Ketua Hamas, Belum lama ini, Presiden Jokowi bangun komunikasi dengan beberapa pimpinan Negara, salah satunya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk menyikapi agresi militer Israel.
Di tempat lain, Pemerintah Indonesia diwakili Menteri Luar Negeri Retno Marsudi hadir dalam pertemuan luar biasa Organisasi Kerja sama Islam (OKI) pada Minggu 16 Mei 2021.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengusulkan beberap usulan. Pertama, memastikan adanya persatuan di antara negara anggota OKI dan di semua pemangku kepentingan di Palestina.
“Kedua, OKI harus mengupayakan gencatan senjata segera dengan menyerukan Negara yang tergabung dalam OKI menggunakan pengaruhnya untuk mendorong gencatan senjata secepatnya, dan semua tindakan kekerasan harus dihentikan,” jelasnya.
Ketiga, usul agar OKI tetap fokus membantu kemerdekaan bangsa Palestina.
"OKI harus lebih keras berupaya untuk mendorong dimulainya kembali negosiasi multilateral yang kredibel dan berpedoman pada parameter yang telah disetujui secara internasional, dengan tujuan mencapai perdamaian yang lestari berdasarkan solusi 2 negara," katanya.***