Myanmar Krisis Uang Tunai, Masyarakat Rela Antri Dini Hari Demi Dapat Nomor Antrian Bank

15 Mei 2021, 14:01 WIB
Myanmar Krisis Uang Tunai, Masyarakat Rela Antri Dini Hari Demi Dapat Nomor Antrian Bank /Reuters/Stringer/

MEDIA PAKUAN - Menurut laporan orang-orang warga sipil, kalau anda membutuhkan uang tunai di Myanmar, anda harus rela bangun pagi untuk mendapatkan nomor antrian bank.

Krisis uang tunai ini diakibatkan pemogokan yang dilakukan masyarakat setelah kudeta yang dilakukan militer terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Di Myanmar, antrian bank sudah mulai terbentuk sejak pukul 4 pagi waktu setempat, di mana orang-orang memperebutkan nomor antrian plastik yang berjumlah 15 sampai 30.

Baca Juga: Tanggapi Palestina Digempur Israel, Politikus Demokrat Sebut Jokowi Lembek dan Tak Tegas

Pemegang nomor antrian plastik tersebut dapat memungkinkan mereka masuk bank ketika dibuka pada pukul 09.30 untuk menarik uang tunai di Bank Myanmar.

Sementara itu, jika tidak mendapatkan nomor antrian plastik itu, anda harus rela mengantri berjam-jam untuk beberapa di mesin ATM yang ada di luar gedung Bank Myanmar atau pergi ke pialang pasar gelap yang mengenakan komisi lebih besar.

Krisis uang tunai ini merupakan salah satu krisi yang dialami Myanmar setelah kudeta pada 1 Februari.

Kini, Bank sentral yang dijalankan oleh seorang yang ditunjuk junta, belum bisa mengembalikan sebagian dari cadangan yang dimilikinya untuk bank-bank swasta, mereka tidak memberikan alasan apapun kenapa bank itu bisa kekurangan uang.

Baca Juga: Belum Berakhir! BST Bansos Kemensos Rp300 Ribu Cair Mei 2021, Login dtks.kemensos.go.id

Akibat banyak staf yang melakukan pemogokan dan pembatasan internet sehingga mempersulit transaksi online dan transfer internasional, membuat bank-bank itu sendiri ditutup atau dibuka hanya sesekali.

Hal tersebut mengundang masalah bagi orang-orang Myanmar, dan beberapa bisnis negara. Sejak awal kudeta, Kyat burma telah turun sekitar 20 persen nilainya.

"Sekarang sangat sulit untuk menjalankan bisnis," kata seorang pengusaha pemasok sampo dan seprai ke hotel-hotel kelas atas, Hnin Hnin.

"Pedagang tidak menerima transfer bank sekarang. Mereka menginginkan uang tunai. Jadi kita perlu mencari uangnya." lanjutnya.

Baca Juga: Pemuda Pembacok Leher Ibu Ibu di Sukabumi pada Malam Takbiran Ditangkap Polisi, Alasannya Karena Tak Sengaja

Hnin Hnin menjadi salah satu dari ribuan orang yang antri setiap hari di depan beberapa mesin uang yang berfungsi di kota-kota besar.

Banyak orang-orang mengumpulkan kartu ATM nya dan menitipkan ke satu orang untuk mengambil uang agar tidak antri lebih lama, sehingga satu orang dapat mengambil uang untuk seluruh kelompok, kata Hnin Hnin.

Sebelumnya, bank-bang swasta Myanmar sudah memiliki masalah jauh sebelum kudeta, setidaknya sebagian karena kebiasaan mereka meminjamkan uang kepada pelanggan yang memiliki koneksi baik yang jarang repot-repot membayarnya kembali.***

Editor: Siti Andini

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler