Model Asal Myanmar Perjuangan Demokrasi ke Panggung Internasional 'Kami akan Menang'

4 April 2021, 11:31 WIB
Ratusan Pemberontak Kudeta Myanmar Akhirnya Bebas, Begini Perkembangan Aksi Protes Kini /Reuters/

MEDIA PAKUAN - Seorang model ratu kecantikan asal Myanmar Han Lay perjuangkan demokrasi negaranya ke panggung internasional, dia mengatakan akan menang.

Han Lay yang berumur 22 tahun itu melakukan pidato emosionalnya di Thailand dimana dia memohon "bantuan internasional yang mendesak" untuk negaranya, Myanmar, Sabtu.

Pada hari yang sama, 141 orang telah tewas dalam tindakan keras oleh militer Myanmar yang dia sebut sebagai tindakan egois dan melecehkan.

Baca Juga: Mengenang Kematian Demonstran Myanmar, Pengunjuk Rasa Gunakan Telor sebagai bentuk Protes

Sementara itu, dia juga mengatakan rekan senegaranya dalam gerakan protes anti-kudeta Myanamr tidak akan mundur dari perjuangan yang telah menewaskan lebih dari 550 orang sejak 1 Februari.

"Saya dapat mengatakan satu hal, bahwa kami warga Myanmar tidak akan pernah menyerah," katanya kepada media.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka akan bertarung di jalan dan saya juga berjuang di atas panggung sekarang. Jadi saya pikir jika mereka tidak menyerah, kami akan menang."

Baca Juga: Siang Hari Wilayah Bogor, Depok, Bekasi Berpotensi Hujan Hujan Ringan, Minggu 4 April 2021

Walaupun Han Lay tidak memenangkan kontes kecantikan Miss Grand International pada minggu lalu, namun dia akan tetap dikenang sebagai salah satu kontestan yang paling bersemangat.

Myanmar sudah dua bulan telah mengalami kekacauan, para demonstran melakukan pemogokan diberbagai bidang untuk melumpuh pemerintahan negara, tidak sedikit diantaranya diperlakukan kasar dan mematikan oleh pasukan keamanan Myanmar.

Kebanyakan korban diantara mereka adalah kaum muda, yang lahir di tahun-tahun terakhir pemerintahan.

Baca Juga: Gaungkan Deklarasi Tolak Kekerasan KKB, Elemen Masyarakat Dukung TNI Polri

Mengingat pada kontesnya pada hari Sabtu, dia berpidato dan sambil menahan air mata kesedihan yang mendalam.

"Saya mengendalikan perasaan saya saat itu karena saya perlu berbicara selama dua atau tiga menit kepada seluruh dunia," katanya.

"Saya perlu berbicara," katanya. "Saya banyak menangis dan juga sepanjang malam ketika saya kembali ke kamar saya, saya banyak menangis. Sampai sekarang ketika saya berbicara tentang Myanmar, saya juga banyak menangis." lanjutnya.

Baca Juga: Sinopsis Sinetron Samudra Cinta Episode 634 pada Malam ini Minggu 4 April 2021

Dia juga mengaku, bahwa dirinya tidak fokus menjalankan kompetisi tersebut karena merasa bersalah tentang orang-orang yang menderita di kampung halaman.

"Ratu kecantikan perlu tersenyum setiap saat, perlu terhubung dengan setiap orang, secara pribadi," katanya.

"Saya tidak bisa bahagia di sini karena (selama) saya melakukan aktivitas sehari-hari di sini, banyak orang yang meninggal di Myanmar." pungkasnya.

Nawat Itsaragrisil, yang merupakan pendiri kompetisi tersebut mengatakan, keputusan Han Lay untuk menentang junta berarti dia harus tinggal di luar negeri.

"Jika dia (akan) kembali ke Myanmar sekarang, dia tidak akan kembali ke rumah, dia akan masuk penjara," kata Nawat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Rueters

Tags

Terkini

Terpopuler