Network
MEDIA PAKUAN – Dilihat dari data lowongan pekerjaan yang menurun di Amerika Serikat (AS), Analis ICDX Taufan Dimas Hareva memandang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat.
Potensi tersebut karena kondisi pasar tenaga kerja AS yang mulai mendingin.
"Penurunan jumlah lowongan tenaga kerja menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja AS yang mulai mendingin dapat menopang pergerakan rupiah," ujar Taufan.
Menurutnya, lowongan pekerjaan AS mengindikasikan bahwa lowongan pekerjaan menurun dari 9,35 juta lowongan pekerjaan, kini menjadi 8,73 juta.
Baca Juga: Camilan Penggemar Pedas, Resep Membuat Keripik Singkong Balado Gurih: Caranya Mudah, Kok!
"Di sisi optimisme, rilis angka tenaga kerja AS yang buruk dapat membantu menopang penguatan rupiah," ujar Taufan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa penyedia lowongan kerja di AS membukukan 8,7 juta lowongan pekerjaan pada Oktober, yang merupakan jumlah terendah sejak Maret 2021.
Hal itu menandakan bahwa perekrutan tenaga kerja di AS mengalami penurunan seiring dengan kenaikan suku bunga namun masih dalam kecepatan yang sehat.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya mengungkap bahwa ada beberapa strategi yang dilakukan oleh BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak ekonomi global.
Pertama yakni dengan tetap memastikan BI berada di pasar untuk memastikan mekanisme pasar.
Strategi berikutnya adalah melalui perluasan penerapan pengelolaan devisa hasil ekspor (DHE) dan terus menambah kecukupan cadangan devisa.
Perry menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal sekaligus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Negara Indonesia.
Baca Juga: Berada di Dalam Mess, Pegawai Pabrik Tahu di Kadudampit Sukabumi Nyaris Tertimbun Longsor
Rupiah menguat 11 poin atau 0,07 persen jadi Rp15.494 per dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini, adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu stabil di posisi Rp15.504 per dolar AS.***
