Mengharukan, Sempat Ingin Menumbalkan Keluarganya, Seorang Preman Akhirnya Tobat

- 25 September 2021, 10:45 WIB
Ilustarasi kisah seseorang yang akan di tumbalkan
Ilustarasi kisah seseorang yang akan di tumbalkan //Pixabay/
 
MEDIA PAKUAN - Sebuah kisah yang mengharukan dari seorang preman yang akhirnya tobat setelah sempat ingin menumbalkan keluarganya.
 
Karenanya kehidupan membuat preman ini, sebut saja namanya Attar ingin mengubah kehidupannya menjadi kaya raya dengan cara yang terlarang.
 
Hidup melarat, makanpun seadanya membuat Attar menjadi seorang yang sering mabuk-mabukan dan jauh dari Tuhannya, karena merasa hidupnya tidak sebaik orang lain.
 
 
Karena bosan dengan hidup susah, Attar terpikir untuk pergi ke sebuah gunung yang disebut dengan "gunung terlarang" untuk melakukan pemujaan.
 
Pemujaan yang bertujuan tak lain dan tak bukan untuk mendapatkan kekayaan secara cepat.
 
Namun tentu saja untuk melakukan ini harus ada yang dikorbankan, ibu dan adik-adiknya lah yang akan menjadi tumbal dari aksi pemujaan yang dilakukan Attar.
 
 
Singkat cerita, malam hari Attar pergi ke gunung terlarang yang konon disana ada sosok makhluk besar yang bisa mengabulkan keinginan Attar untuk menjadi kaya.
 
Dikegelapan malam Atar terus berjalan dengan perasaan yang bimbang dan campur aduk, Attar tak mampu menjelaskan arti dari perasaannya.
 
Sampailah Attar ditempat itu, sebuah goa besar yang gelap pekat, Attar duduk dan mengatakan tujuannya datang ke tempat itu.
 
 
"Saya mau menumbalkan ibu dan keluarga, karena keras nya kehidupan" ucap Attar sambil meneteskan air mata.
 
"Dug, Dug,Dug" suara langkah kaki sangat bergema di dalam goa, tanah dan batu di guha juga ikut bergetar, menandakan akan ada mahluk besar yang datang.
 
Datanglah sosok besar dengan kulit hitam berbulu, mata merah menyala dengan taring yang tajam, membawa nampan berisi ayam.
 
 
Makhluk besar itu menyuruh Attar untuk memakan ayam tersebut hingga ludes bersama tulang-tulangnya, setelah itu Attar disuruh untuk berenang dikolam yang ada didepannya lalu menebas lima pohon pisang didepan kolam.
 
Attarpun mulai melakukan perintah makhluk besar itu, Attar mulai melahap ayam yang dibawakan oleh makhluk besar itu sampai habis karena Attar memang sudah lapar karena belum makan selama beberapa hari.
 
Makhluk besar itu tertawa terbahak melihat manusia melahap ayam itu dengan rakus. Setelah selesai makan Attar mulai berendam disebuah kolam yang ada dihadapannya, kolam dengan air jernih dengan ukuran hanya cukup untuk satu orang berendam.
 
 
Cukup lama berendam, makhluk itu menyuruh Attar untuk berhenti dan mulai menebas lima pohon pisang didepan kolam.
 
"Cukup, badan mu kini sudah bersih, sekarang ambil golok ini, tebang ke lima pohon pisang tersebut" ucap mahluk menyeramkan itu, dan Attar keluar dari kolam air lalu menerima golok yang sangat besar nan tajam yang diberikan makhluk besar itu.
 
Setelah berada tepat di depan pohon pisang, langsung di ayunkan golok tersebut untuk di tebang. Tapi jarak beberapa mili lagi, tiba-tiba pohon pisang tersebut berubah jadi ibunya, seketika ayunan golok itu terhenti.
 
 
Ibunya tidak berucap apa apa, hanya berdiri dan meneteskan air mata, dan ke empat pohon pisang lain nya, berubah jadi ayah dan adik nya, semua berdiri berjajar dan meneteskan air mata.
 
"Itu hanya halusinasi, jangan ragu tebang mereka semua jangan ragu, jika kamu ingin kaya" ucap mahluk menyeramkan.
 
Sekali lagi Attar mengayunkan goloknya, lagi-lagi ayunan tangannya berhenti melihat tetesan air mata ibu dan adik-adiknya yang semakin deras.
 
 
Tanpa terasa attarpun mulai meneteskan air matanya dan mengucapkan permintaan maaf kepada ibunya bahwa ia harus melakukan ini demi mendapat kekayaan.
 
"Lakukanlah jika ini yang akan membuatmu bahagia, maafkan ibu karena tidak dapat membahagiakanmu nak" ucap ibunya Attar dengan suara yang lirih.
 
Air mata ibunya Attar terus menetes di pipinya yang keriput, terlihat jelas dari keriputnya itu kehidupan yang keras namun terlihat baik. Makhluk besar itu terus mempengaruhi Attar agar tidak ragu untuk menebas keluarganya.
 
Tanpa terasa golok yang dipagang Atar jatuh dari genggamannya, dengan sisa keimanannya Attar memeluk ibunya sambil terisak dan meminta maaf.***

Editor: Adi Ramadhan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah