MEDIA PAKUAN - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat diberbagai sosial media.
Isu yang menyeret KPI tersebut diawali dengan bebasnya Sang Pendangdut Saipul Jamil dari bui setelah mendapat hukuman akibat kekerasan seksual.
Bukan tentang bebasnya Saipul Jamil dari bui yang menjadi titik fokus perdebatan, bukan pula tentang penyambutan yang dilakukan oleh beberapa warga atas kebebasannya.
Baca Juga: Inul Daratista Minta Maaf Bela Saipul Jamil, Netizen: Belain teman Gak Usah Segitunya ya Boenda
Namun yang menjadi sorotan adalah bagaimana KPI melakukan filter terhadap tayangan penyambutan bebasnya Saipul Jamil.
Seperti diketahui bahwasanya kebebasan Saipul Jamil disambut meriah bak pahlawan yang menyumbang medali dan prestasi.
Pemberitaan terkait Saipul Jamil tersebut kemudian menjadi gencar di berbagai media termasuk televisi.
Baca Juga: Berat Badan Ivan Gunawan Turun 24 Kg, Para Sahabat Banjiri Komentar
Pemberitaan yang dilakukan secara terus menerus dan dinilai berlebihan tersebut mengundang kecaman dan komentar dari berbagai kalangan.
Pasalnya, pemberitaan tentang kebebasan Saipul Jamil tersebut dinilai sangat tidak memperhatikan psikologis korban.
Salah satu Artis yang turut angkat bicara tentang permasalahan ini adalah Najwa Shihab.
Baca Juga: TKW ini Dilayani Majikannya Dulu di Arab Saudi Sebelum Pulang ke Indonesia, Berikut Kisahnya
Dalam akun Instagram pribadi miliknya, Najwa Shihab membagikan sebuah video yang memperlihatkan penyambutan kebebasan Saipul Jamil.
Dengan caption yang memperlihatkan bahwa Najwa Shihab menyayangkan peristiwa tersebut.
Dalam caption yang ditulisnya, Najwa Shihab mengungkapkan bahwa adanya perayaan atas kebebasan seorang narapidana terlebih pada mantan narapidana.
Baca Juga: Perempuan Wajib Save, Doa-doa Agar Terhindar dari Gibah hingga Jerawat!
Apalagi pelaku kekerasan seksual merupakan suatu hal yang berbahaya terhadap normalisasi kekerasan seksual.
Najwa Shihab juga mengkhawatirkan adanya perayaan terhadap kebebasan mantan narapidana kekerasan seksual lama-lama akan menjadi bentuk perilaku ‘pemakluman’ terhadap kekerasan seksual di Indonesia.
Perayaan-perayaan tersebut ditayangkan diberbagai media termasuk televisi, yang pada akhirnya mengundang kecaman dari berbagai pihak tentang peran KPI dalam melakukan filter terhadap konten yang ditayangkan.