Baca Juga: Mencuat! Jabatan Presiden RI 3 Periode di Sosmed Iwan Fals Usulkan Ahok dan Rocky Gerung
Penelitian yang dilakukan Universitas California Riverside itu, kata David Volz, dibuat sebagai alternatif karena banyak periset lebih fokus pada paparan polusi luar ruangan.
Baca Juga: Korupsi Lagi! Pihak di Kalteng Dituduh Lakukan Penyimpangan Uang Pemerintah Rp1,6 Miliar?
Sementara studi polusi dalam ruangan, katanya, lebih banyak berfokus pada lingkungan kerja. Padahal banyak orang yang menghabiskan waktu untuk pergi dan pulang selama puluhan menit di dalam mobil.
"Dengan adany peneliti menyebutkan ada dua senyawa berbahaya yang mengintai pengguna mobil baru antara lain benzena dan formaldehida,"katanya.
Sementra Benzena, kata dia digunakan pada karet dan pewarna sedangkan formaldehida dipakai pada karpet dan cat.
Dari hasil penelitian, katanya, menimbulkan kekhawatiran tentang potensi risiko menghirup benzena dan formaldehida bagi orang-orang yang menghabiskan banyak waktu di dalam kendaraan.
"Masalah utamanya adalah pada daerah lalu lintas padat karena orang-orang itu memiliki waktu perjalanan yang lebih lama," ucap peneliti itu.
Baca Juga: Mewah dan Keren! Inilah 10 Daftar Laptop Dell Alienware Tergahar pada Akhir Februari 2021
Dia mengatakan bukan berarti setiap orang yang menggunakan mobil baru akan terkena kanker, karena potensi risiko tergantung pada seberapa banyak dan sering orang tersebut menghirup senyawa berbahaya itu.