Normalnya, kutu air sering dialami oleh orang-orang yang sering bertelanjang kaki di tempat-tempat umum seperti kolam renang, ruang ganti, dan kamar mandi umum.
Dalam dunia medis, kutu air dikenal juga dengan sebutan tinea pedis, atau kaki atlet.
Kutu air juga menjadi penyakit kulit yang kerap mengintai saat banjir. Pasalnya, orang-orang cenderung tidak menggunakan alas kaki saat melewati area yang tergenang air banjir.
Hal ini membuat jamur Dermatofita yang ada di kulit berkembang dengan sangat cepat, sehingga meningkatkan risiko terjangkit kutu air.
3. Dermatitis Alergi
Dermatitis alergi, atau yang dalam bahasa Inggris disebut contact dermatitis, adalah salah satu penyakit kulit yang kerap menyerang orang-orang pasca banjir.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh paparan zat-zat tertentu yang menyebabkan alergi.
Risiko dermatitis alergi kerap mengintai saat banjir lantaran genangan air kotor tersebut biasanya membawa berbagai macam sampah dan zat-zat yang bisa membahayakan.
Jika banjir lama surut, maka risiko terkena dermatitis alergi akan semakin tinggi.
Tapi perlu diingat, tidak semua orang yang kebanjiran berisiko terkena penyakit ini.
Hanya mereka yang sensitif terhadap zat-zat tertentu saja yang memiliki risiko terkena dermatitis alergi.
Baca Juga: Abaikan Pemilu Ramah Anak, KPAI Desak KPU dan Bawaslu Optimalkan Pantauan: Kampanye Capres dan Cawapres
4. Folikulitis
Folikulitis adalah infeksi bakteri atau jamur yang menyebabkan peradangan pada folikel rambut, yakni tempat rambut tumbuh.
Meski tidak membahayakan, penyakit ini bisa menyebabkan gejala gatal, nyeri, hingga bahkan membuat rambut hilang secara permanen.
Folikulitis tak hanya bisa terjadi di kepala, tapi juga di seluruh permukaan tubuh yang ditumbuhi rambut, seperti tangan, kaki, selangkangan, dan bokong.