MEDIAPAKUAN - Telah khalayak ketahui, dulu perempuan selalu dianggap kaum terbelakang, baik dalam sejarah pra islam maupun dalam sejarah pra kemerdekaan Indonesia. Hingga terkadang beberapa perempuan merasa lemah dan lupa bahwa dirinya sangat berharga.
Dikatakan bahwasanya sebelum datang seorang utusan sebagai rahmat bagi seluruh alam, yakni Nabi Muhammad saw.
Perempuan seringkali dianggap sebagai kaum kedua setelah laki laki, maka tak heran jika masa itu dinamai masa jahiliah (kebodohan).
Di masa itu perempuan sudah dipandang bak sebuah barang, seringkali dijadikan alat pelunas hutang, dijadikan bahan taruhan, bahkan seorang suami diperbolehkan mencabut gigi sang istri jika wanita tersebut berani tertawa lepas di hadapan suaminya.
Selain itu tradisi mengubur bayi perempuan hidup hidup juga sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan arab jahiliyah.
Tercatat dalam sejarah pra kemerdekaan, perbedaan derajat kaum perempuan ditetapkan jauh dibelakang kaum laki laki. Jika bukan terlahir dari kalangan ningrat, seorang wanita bahkan akan sangat sulit untuk mengenyam bangku pendidikan, banyak yang buta huruf dan hanya tau pekerjaan rumah saja.
Dijodohkan orangtua di usia belia, dan dirampas hak hak dirinya karena harus rela dijadikan istri yang entah menjadi istri keberapa. Sehingga muncul beberapa tokoh pahlawan nasional yang memperjuangkan hak perempuan.
Jika dilihat dari segi kekuatan fisik memang benar perempuan ada di belakang laki laki, namun tahukah kamu, bahwa kualitas sebuah peradaban sangat bergantung pada kualitas kaum perempuan yang ada di dalamnya?