Setiap manusia mencintai kehidupan dan takut kepada kematian. Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa tidak mengingat Allah SWT walau pun ia hidup, maka keadaannya tidak tidak berbeda dengan orang yang mati, kehidupannya adalah sia-sia.”
Seorang pujangga berbangsa Persia berkata: “Kehidupanku kini bukanlah kehidupan yang hakiki, kehidupan yang hakiki adalah jika seseorang dapat mencintai kekasihnya.”
Sebagian ulama mengatakan bahwa demikianlah hakekat hati, yaitu jika seseorang selalu berdzikir , maka hatinya selalu hidup, dan barang siapa yang tidak berdzikir, maka sesungguhnya hatinya telah mati.
Sebagian ulama menjelaskan maksud hadits diatas, yaitu memandang dari segi untung dan ruginya.
Barang siapa menyakiti orang yang berdzikir, maka seolah-olah ia menyakiti orang yang hidup yang akan membalas kepada orang yang menyakitinya.
Namun barang siapa menyakiti orang yang tidak berdzikir, ia seolah-olah menyakiti orang yang mati yang tidak akan mampu untuk membalas.
Para ulama Tasawuf mengatakan, : “Yang dimaksud dengan ‘dianggap hidup’ adalah seseorang yang berdzikir sebanyak-banyaknya dengan ikhlas untuk mencari keridhoan Allah Swt. Sesungguhnya ia tidak akan mati, tetapi hanya pindah alam saja.