Wow! Pohon Berusia 300 Tahun Bertahan Hidup Sampai Saat Ini: Sumber Air Kehidupan Masyarakat Desa Tulap?

 

MEDIA PAKUAN - Di Desa Tulap Sulawesi ada sebuah pohon yang berusia lebih dari 300 tahun, bahkan masih hidup hingga saat ini.

 

Tidak hanya masih hidup segar bugar, pohon ini juga telah meberikan air kehidupan warga setempat lebih dari 300 tahun.

 

Secara turun temurun warga menamainya Pohon Banuang. Pohon yang terbilang unik dan langka ini hidup di tengah-tengah Desa Tulap.

 

Dan memiliki akar super besar yakni setinggi 7 meter dari permukaan tanah serta diameter sekira 4 meter.

 

 

Menurut kesaksian warga Desa Tulap, sebelum ditetapkan sebagai desa pada tahun 1725 pohon ini sudah hidup. Seperti yang diketahui dari hari jadi yang selalu diperingati setiap tahunnya.

 

Pada 31 Oktober 2022 lalu, Desa Tulap memeperingati hari jadinya yang ke 297. Hal ini menandakan fakta bahwa Pohon Banuang hidup lebih tua dari Desa Tulap, dan telah hidup lebih dari 300 tahun.

 

 

 

Pohon yang memliki batang setinggi 36 meter ini hidup sehat hingga saat ini, karena warga Tulap memelihara dan melestarikannya, sebagai simbol kehidupan dan keperkasaan Desa Tulap.

 

 

Warga Tulap menyandarkan kebutuhan air minum pada mata 10 mata air lebih yang menyembur dari akar Pohon Banuang, selama lebih dari 297 tahun lamanya. Bahkan air tersebut bisa langsung diminum oleh warga.

 

“Nah ini air bisa diminum langsung nih, sehat,” kata salah satu warga dikutip Media Pakuan dari YouTube @Jendela Sulawesi.

 

Dua sungai yang mengapit Pohon Banuang sempat mengering karena musim kemarau.

 

 

Akan tetapi meski diterpa kekeringan, pohon ini masih tetap mengeluarkan mata air di balik akarnya. 

 

Pagar beton mengitari pohon untuk menampung mata air, yang diberi saluran air sehingga warga bisa membukanya kapan pun ketika ingin menggunakan.

 

Warga Tulap menganggap sumber air kehidupan ini merupakan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan, dari nenek moyangnya.

 

 

Betapa besarnya jasa Pohon Banuang bagi warga Tulap, sehingga mereka tidak ada niatan sedikit pun untuk melukai dan terus merawat serta melindunginya.***