Nazar Pembawa Keselamatan, Kisah Abu Abdillah Al-Qalanisi dan Seekor Gajah

- 23 Mei 2022, 15:21 WIB
  Ilustrasi Gajah
Ilustrasi Gajah / Pexels/

Aku menjawab: Itulah pilihanku, semoga Allah memberi ganjaran atas lisanku yang mengucapkan kata-kata itu.

Benar saja, tidak lama kemudian kapal itu pecah, para penumpang terdampar di sebuah pantai. Berhari-hari kami berada di pantai tersebut tanpa makan sesuatu pun.

Baca Juga: Malaysia Siaga Kemungkinan Infeksi Covid-19 dan DBD Bersamaan: DBD Meningkat Tajam

Ketika kami sedang duduk beristirahat, ada anak gajah lewat di depan kami. Mereka menangkap anak gajah tersebut, menyembelih, lalu memakannya. Mereka menawariku makan seperti mereka.

Aku menjawab: Aku telah bernazar dan bersumpah kepada Allah untuk tidak makan daging gajah.

Mereka mengajukan alasan bahwa aku dalam keadaan terpaksa sehingga dibolehkan untuk membatalkannya. Aku menolak alasan mereka, aku tetap memenuhi sumpahku. Setelah makan, mereka merasa kenyang lalu tidur.

Baca Juga: 4 Orang Tertimpa Tembok Roboh di Cengkareng, Polisi Periksa Saksi

Pada saat mereka tidur, induk gajah datang mencari anaknya, ia berjalanan mengikuti jejak anaknya sambil mengendus-endus hingga akhirnya ia menemukan potongan tulang anaknya.

Induk gajah itu pun sampai di tempat perisitirahatan kami. Aku memperhatikannya, satu demi satu orang ia ciumi, setiap kali ia mencium bau daging anaknya pada orang itu, maka orang itu diinjak dengan kaki atau tangannya sampai mati. Kini mereka semua telah mati.

Baca Juga: 11 Tahun Penantian, Ac Milan Akhirnya Bisa Raih Kembali Gelar Juara Serie A

Halaman:

Editor: Ahmad R

Sumber: Hilyatul Auliya Wa Thabaqat Al Ashfiya, jilid 10 halaman 160


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x