Diusir Dari Rumah, Wanita Ini Terjebak di Tengah Hutan dan Bertemu Jelmaan Siluman Ular

- 27 Agustus 2021, 10:16 WIB
Diusir Dari Rumah, Wanita Ini Terjebak Ditengah Hutan Dan Bertemu Jelmaan Siluman Ular
Diusir Dari Rumah, Wanita Ini Terjebak Ditengah Hutan Dan Bertemu Jelmaan Siluman Ular /Unsplash/Ravi Roshian/
MEDIA PAKUAN - kisah mistis diceritakan seorang wanita malang yang diusir dari rumah oleh suaminya yang jahat.
 
Wanita itu bernama Sumirah, ia dikhianati oleh suaminya yang berselingkuh dengan seorang penari yang sangat terkenal di seluruh kampung. 
 
Penari yang dikenal dengan kemolekan tubuhnya yang sintal berisi, lenggokan tubuhnya saat menari mampu menghentikan laju angin seolah berhenti hanya untuk melihat dirinya menari.
 
 
Sumirah diusir dan diceraikan suaminya karena Sumirah merupakan wanita mandul. Dan suaminya malah berselingkuh dengan penari itu.
 
Berikut kisah Sumirah yang terjebak di tengah hutan dan bertemu dengan siluman ular disebuah rawa yang disebut rawa ireng. 
 
Sumirah terus berlari hingga dirinya sampai di rawa ireng. Dia menyadari bahwa rawa ireng adalah tempat keramat yang dijauhi semua orang, yang konon katanya orang yang masuk tak dapat lagi keluar.
 
 
Sumirah menangis tersedu, kini dia berada dipusat rawa ireng. Dirinya sudah tidak mendengar lagi suara langkah kaki mengejarnya. Sumirah berfikir jika Jarwo dan anak buahnya tak berani mengikuti dirinya hingga ke rawa ireng.
 
Jarwo merupakan antek menir Belanda di daerahnya. Ia suka menculik wanita terlantar dan dijadikan sebagai budak.
 
Sumirah terduduk di rawa yang lembab dan basah.
 
"Aaarhhh..." Sumirah berteriak kencang sambil memukul-mukul keras dadanya.
 
Buk..buk...buk..
 
Sumirah terus memukul-mukul dadanya berharap sesak didadanya bisa keluar, berharap rasa sakit didadanya bisa berkurang.
 
Tapi nyatanya sia-sia.
 
 
Sumirah terus berteriak dengan putus asa, dia tak peduli lagi jika para penghuni rawa ireng akan marah karena terganggu dengan teriakan dan tangisnya. 
 
Baginya rasa sakit dihatinya sangat besar, dia tak peduli jika dia harus mati di rawa ireng.
 
Tiba-tiba bau bangkai tercium dengan pekat, bukan tak menyadari hal ini tapi Sumirah sudah tidak peduli.
 
Dia merasa menjadi wanita bodoh dan lemah karena tak mampu melawan suaminya, manusia berhati iblis itu.
 
Tiba-tiba bau busuk itu menghilang dan berubah menjadi wangi aroma kenanga.
 
"Mungkin ini akhir dari hidupku"
 
 
Sumirah berkata dalam hati sambil terus menangis dan memukul dadanya dengan keras.
 
Sumirah sudah siap mati dimakan lelembut rawa ireng.
 
Mata Sumirah terpejam, bersiap-siap menghadapi murka para penghuni rawa ireng.
 
Aroma bunga kenanga semakin tercium pekat, Sumirah lemas dan pasrah.
 
Namun apa yang Sumirah pikirkan tidak terjadi, tidak ada hal buruk yang menimpa dirinya.
 
Justru dia mendengar suara halus perempuan memanggil dirinya.
 
"Cah Ayu....!"
 
 
Sumirah mendengar suara halus perempuan memanggil dirinya, tengkuknya meremang matanya semakin dia tutup rapat. 
 
Suaranya masih tetap menangis sesenggukkan. Sumirah sudah pasrah dengan apa yang terjadi pada dirinya.
 
"Cah ayu, ojo nangis, menengo...!" ( Anak cantik, jangan menangis. Diamlah...!"
 
Sumirah menghentikan tangisnya.
 
"Cah ayu, bukak o mripat mu." ( Anak cantik, bukalah matamu.)
 
 
Sumirah membuka pelan matanya, detik kemudian matanya terbuka lebar, bola matanya membulat sempurna melihat apa yang ada di depannya.
 
Seekor ular kobra sebesar pohon jati yang berusia ratusan tahun tengah menatap wajahnya, sisiknya yang berwarna putih susu berkilau memantulkan cahaya rembulan. 
 
Matanya merah bagaikan batu delima, gigi taringnya tajam bagai sebilah pedang. Ular itu tapi tak beraroma amis khas hewan melata, melainkan ber-aromakan wangi bunga kantil.
 
Perlahan kepala ular semakin mendekati wajah sumirah, dekat dan semakin dekat hingga sang ular hanya berjarak beberala senti dari wajah Sumirah.
 
 
Mata sang ular yang merah memantulkan wajah Sumirah yang seolah ditelan olehnya.
 
Bruuuk...
 
Sumirah pingsan, sang ular kobra berputar mengelilingi tubuh tak berdaya milik Sumirah, kepalanya berdiri menatap tajam Sumirah yang tengah pingsan.***

Editor: Siti Andini

Sumber: Facebook Kisah Mistis Pena Hitam


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x