Jangan Salah! Inilah Orang-Orang Bangkrut dalam Agama Menurut Rasulullah SAW

9 Juni 2023, 18:00 WIB
Ilustrasi. Orang-orang Bangkrut dalam Agama Menurut Rasulullah SAW /PEXELS/Monstera

MEDIA PAKUAN - Pada suatu kesempatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat apakah mereka tahu yang disebut orang bangkrut. Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra sebagai berikut:

Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Tahukah kalian siapakah yang dinamakan orang bangkrut?”

Mereka para sahabat menjawab:

“Orang bangkrut menurut pendapat kami ialah mereka yang tidak mempunyai uang dan tidak pula mempunyai harta benda.”

 Baca Juga: Mantan Suami Dewi Perssik Angga Wijaya Pamer Calon Istri, Banjir Doa Dari Netizen

Jawaban seperti itu ternyata bukan sebagaimana yang dimaksudkan Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam.
Beliau tidak bertanya tentang ekonomi.
Beliau ingin mengajak para sahabat mengetahui bahwa kebangkrutan bisa terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang agama.

Jadi di dalam agama juga ada perhitungan matematis terkait pahala dan dosa, seperti penambahan dan pengurangan di antara sesama manusia.
Hal ini terjadi pada saat semua manusia berada di Padang Makhsyar untuk menjalani hisab yang akan menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.

Dengan perhitungan seperti itu, dapat diketahui apakah seseorang akan termasuk orang beruntung atau justru orang bangkrut di akhirat kelak.

Adapun yang dimaksud bangkrut dalam agama adalah sebagaimana penjelasan Rasulullah dalam lanjutan hadits berikut Nabi menjelaskan:

 Baca Juga: Makanan dari Tionghoa, Berikut Resep Mie Ayam Jamur Enak dan Bikin Ngiler

“Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan dari sholat, puasa, dan zakat.
Tetapi mereka dahulu pernah mencaci maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.

Maka kepada orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik mereka; dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka. Apabila amal baik mereka telah habis sebelum hutangnya lunas, maka diambillah kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka dosanya . Sesudah itu, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka.”

Jadi setiap orang dari umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendapatkan pahala dari ibadah -ibadah yang mereka lakukan semasa hidupnya seperti sholat, puasa, dan zakat.

Namun pahala- pahala yang didapat dari ibadah-ibadah wajib itu akan dikonfrontir dengan dosa-dosa sosialnya akibat berbuat dzolim kepada sesama manusia seperti mencaci maki, menuduh, memfitnah, memakan harta orang lain seperti mencuri atau korupsi, membunuh secara tidak sah, melukai atau menyakiti orang lain baik secara fisik maupun non-fisik, dan sebagainya.

Apabila besarnya dosa-dosa sosial akibat kedzoliman tidak sebanding dengan kesholehan - kesholehan yang dilakukannya karena banyaknya orang yang didzolimi atau tingginya tingkat kezaliman kepada orang tertentu, maka dosa-dosa dari orang-orang yang didzolimi akan diberikan kepada orang yang mendzolimi hingga mencapai titik impas. Apabila titik impas tidak tercapai, maka Allah subhanahu wata'ala akan melemparkan orang yang mendzolimi itu ke neraka.
Orang seperti inilah yang disebut orang bangkrut dalam agama sebagaimana penjelasan Rasulullah dalam hadits di atas.

 Baca Juga: 7 Tempat Wisata di Afrika Selatan untuk Liburan Keluarga, Mulai dari Cape Town hingga Rute Tujuh Puncak

Kedzoliman manusia terhadap manusia lainnya pada dasarnya merupakan urusan manusia karena termasuk wilayah muamalah. Namun demikian, Allah tidak membiarkannya hingga pihak yang melakukan kedzoliman menyelesaikan masalahnya, misalnya dengan konpensasi tertentu dan/atau meminta maaf kepada pihak yang didzolimi semasa hidupnya. Apabila hal ini tidak dilakukan hingga masing- masing meninggal dunia, maka Allah akan memperhitungkannya di akhirat kelak.

Jadi melakukan kedzoliman terhadap sesama manusia bukanlah persoalan sepele karena urusannya bisa sampai ke akhirat.

Allah memang memperhatikan dan memperhitungkan setiap kedzoliman seperti itu sebagaimana juga disebutkan dalam sebuah hadits marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra sebagai berikut:
“Adapun kedzoliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kedzoliman manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”

Oleh karena itu siapa pun hendaknya bersikap hati-hati kepada orang lain dengan menjaga lisan, tangan dan anggota badan lainnya agar terhindar dari dosa-dosa sosial akibat berbuat kedzoliman kepada mereka.

Bahwa di antara hal-hal yang amat diperhitungkan oleh Allah pada hari kiamat adalah perbuatan dzolim manusia terhadap manusia lainnya sebagaimana kutipan berikut ini:
“Ketahuilah bahwa di antara hal-hal berat dan sangat diperhitungkan pada hari kiamat adalah perbuatan dzolim terhadap sesama manusia sebab hal ini merupakan kedzoliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah.”

Wallahu'alam, semoga bermanfaat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler