MEDIA PAKUAN - Harus cermati orang tua harus senantiasa bijak memperhatikan mentalnya sejak dini.
Orangtua harus bijak tidak akan menjadikan anaknya menjadi pelampiasan kemarahan.
Anak jangan dijadikan sarana melepaskan segala masalahnya.
Baca Juga: Royal Air Force Inggris Bersiap jika Terjadi Bentrokan dengan Federasi Rusia
Perlu diperhatikan sebandel anak, jangan sekali-kali memarahinya. Karena bukan solusi yang tepat memarahinya.
Perlu anda camkan Kebiasaan memarahi anak akan berdampak buruk. Terutama bagi kesehatan mental anak.
Berikut ini bahayanya.
1. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang emosional
Baca Juga: Pesawat Ukraina Jatuh di Yunani, 11,5 Ton Kargo Militer Jadi Pertanyaan
Membentak atau memarahi anak akan menyebabkan anak menjadi pribadi yang emosional.
Sebagaimana orangtuanya memarahinya, maka sang anak juga akan tumbuh menjadi pribadi pemarah pula, untuk itu hindari sering membentak anak.
2. Anak menjadi depresi
Suara lantang orang tua saat membentak akan menyebabkan anak menjadi depresi.
Anak akan merasa tertekan dengan bentakan dan omelan orang tuanya sehingga ia menjadi depresi hingga stress.
Baca Juga: Diajak Naik ke Puncak Gunung Bersama Majikan, Sopir TKI Arab Saudi Ini Lakukan Hal Menghebohkan
3. Kasulitan menjadi pribadi yang baik
Anak yang terlalu sering dimarahi atau dibentak akan kesulitan menjadi pribadi yang baik.
Karena terlalu sering dimarahi dan mendengar suara yang gaduh, sang anak akan menjadi pribadi yang keras.
4. Kepercayaan pada orang tua akan menurun
Memarahi anak akan menyebabkan anak kurang percaya terhadap orangtuanya.
Anak akan merasa orangtuanya tidak menyayanginya karena terlalu sering memarahi, sehingga anak menjadi tidak perduli terhadap orang tuanya.
Baca Juga: Polandia Kumpulkan Dana untuk Beli Drone Bayraktar TB2 Dikirim ke Ukraina
5. Jantung anak menjadi lelah
Bentakan yang keras akan membuat jantung anak menjadi lelah, hal ini terjadi karena jantung anak kecil masih lemah dan mudah lelah.
Hal ini sangat berbahaya jika dibiarkan karena akan menyebabkan anak memiliki potensi sakit jantung.***