Kemenag RI Apresiasi Ponpes Al-Fath Sukabumi yang Menjaga Kearifan Lokal

- 19 Oktober 2020, 11:09 WIB
Santri Ponpes Dzikir Al Fath pemain atraksi lisung ngamuk berfoto bersama Direktur Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI Waryono Abdul Ghofur
Santri Ponpes Dzikir Al Fath pemain atraksi lisung ngamuk berfoto bersama Direktur Dhiniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI Waryono Abdul Ghofur /Manaf Muhamad

MEDIA PAKUAN-Direktur Diniyah dan Pondok Pesantren Kementrian Agama RI Waryono Abdul Ghofur memuji dan mengapresiasi Ponpes Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi yang tetap menjaga kearifan lokal.

Bahkan, pejabat dari pemerintah pusat ini terpukau dengan pertunjukan lisung ngamuk dan boles (bola seuneu) atau bola api ketika mengunjungi ponpes tersebut.

Baca Juga: Keberadaan Ponpes Membantu Menggerakan Perekonomian Masyarakat

"Kearifan lokasl seperti ini harus dirawat dan kami mengapresiasi Ponpes Al-Fath yang menjaga kearifan dan tradisi serta budaya lokal," ujarnya.

Selain itu, di ponpes ini kegiatan budayanya kuat seperti penampilan lisung ngamuk yang tidak hanya sebatas atraksi saja, tetapi memiliki makna filosofi bernegara".

Selain itu, ponpes ini mempunyai Perguruan Silat Maung Bodas seperti diketahui pencak silat merupakan seni beladiri asli Indonesia yang harus terus dilestarikan seperti di ponpes tersebut yang mewajibkan santrinya mengikuti latihan silat.

Baca Juga: Teknik Olah Nafas A La Santri Al-Fath Sukabumi Disinyalir Mampu Tangkal COVID-19

Ia pun terpana dengan berbagai atraksi seni dan budaya Sunda yang ditampilkan secara mahir oleh para santri.

Bahkan di kunjungan pertamanya ke Ponpes Dzikir Al Fath dirinya langsung terpesona dengan berbagai aktivitas di pondok.

Menurutnya, ponpes yang dipimpin KH Fajar Laksana ini sejak awal sudah mandiri dan juga cepat beradaptasi.

Baca Juga: Ramuan Herbal Biosin 36 dan Anticor Karya Ponpes Al-Fath Mampu Tangkal Penularan COVID-19

Sementara, Fajar Laksana mejelaskan makna lisung yaitu di dalam lisung terdapat tiga lubang yang berarti penguasa, rakyat dan Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk menggotong lisung tersebut harus dilakukan empat orang yang bermakna empat pilar kebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.

Baca Juga: Ini Tips Pimpinan Ponpes Al-Fath Sukabumi KH Fajar Laksana Cegah COVID-19

Kemudian tali yang mengikat lisung melambangkan undang undang, ketika tali tersebut dilepas maka lisung akan mengamuk dan mengguyahkan empat pilar tadi. (Manaf Muhamad)

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x