Kisah Tabah Waqiah di Sukabumi, Mengasuh Anaknya Penyandang Cerebral Palsy Selama 17 tahun

- 5 Juni 2024, 19:41 WIB
Seorang ibu di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi bernama Waqiah saat sedang mengasuh anaknya Abdurahman alias Abay penyandang cerebral palsy.
Seorang ibu di Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi bernama Waqiah saat sedang mengasuh anaknya Abdurahman alias Abay penyandang cerebral palsy. /Manaf Muhammad/Media Pakuan

MEDIA PAKUAN - 'Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa'. Penggalan lirik lagu berjudul 'Kasih Ibu' yang diciptakan Mochtar Embut itu tampaknya sesuai untuk menggambarkan perjuangan seorang ibu di Kabupaten Sukabumi bernama Waqiah (54). Selama kurang lebih 17 tahun terakhir dia bersama suaminya Anwar (68) berjuang mengasuh anak bungsunya Abdurahman.

Anak laki-lakinya itu lahir pada Juli 2007 silam. Dia mengatakan, Abdurahman atau yang kerap disapa Abay telah mengidap cerebral palsy atau lumpuh otak sejak usia 5 bulan.

Abay merupakan anak terakhir dari lima bersaudara. Remaja itu kini tinggal bersama ibundanya Waqiah dan ayahnya Anwar di rumahnya di Kampung Lemah Dulur RT 02 RW 01 Desa Margaluyu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi.

Saat menceritakan kondisi Abay, dia memutar kembali memori saat melahirkan buah hatinya tersebut. Usai melahirkan, Waqiah mengalami pendarahan hebat dan kejang (eklamsia) hingga tak sadarkan diri. 

Baca Juga: Ratusan Ribu Narkoba Dimusnahkan di Kejari Kota Sukabumi, Meningkat dari Tahun Kemarin

"Saat itu kan ibu nggak tahu (nggak sadar) qadarallah kalau periksa ke dokter, ke bidan, sehat pas lahir. Tiba-tiba dicek rumah sakit dibawa oleh bidan desa, diagnosa ibu eklamsi lahir nggak sadarkan diri, ibu masuk ICU selama dua hari. Qadarallah ibu sehat, Abay disimpan di inkubator lima hari, kata dokter boleh anak ibu dibawa pulang seminggu kemudian," katanya, Rabu 5 Juni 2024.

Dari usia nol sampai lima bulan, putranya tidak menunjukkan gejala apapun. Baru setelah itu, dokter mendiagnosis Abay mengidap cerebral palsy.

"Usia 5 bulan udah ketahuan (cerebral palsy), pokoknya anak ibu total gak bisa apa-apa. Nyampe 2 tahun kemudian dari bidan desa diinformasikan ke desa bahwa harus dibawa ke rumah sakit, dibawa ke bunut (RSUD R Syamsudin SH) anak ini harus terapi bilang dokter anak," katanya, Rabu 5 Juni 2024.

Setelah anaknya didiagnosis mengidap cerebral palsy, Waqiah sehari hari mengasuh anaknya dengan tabah. Tak terasa, kini Waqiah telah merawat Abay hingga usianya yang hampir menginjak 17 tahun.

Baca Juga: Pemuda di Citamiang Kota Sukabumi Luka-luka Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Dianiaya OTK

Kesehariannya sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dalam mengasuh Abay membuka mata banyak pihak tentang apa itu arti tabah dan ikhlas. Waqiah tidak mengeluh dengan kehidupan yang saat ini dilakoninya.

Justru, dia mensyukuri setiap aktivitasnya menjadi ibu kandung dari Abay. Dia fokus mengurus Abay di rumah, sedangkan suaminya menjadi tulang punggung keluarga menjadi petani.

Pada 2021 silam, anak bungsunya itu sempat dioperasi karena mengalami gangguan pada ususnya. Pasca menjalani proses kolostomi atau operasi usus besar tersebut, kini Abay harus menggunakan kantong kolostomi tiap kali hendak buang air besar (BAB). Biaya pengobatan medis Abay selama ini ditanggung menggunakan BPJS Kesehatan. Abay juga kerap menjalani rawat jalan ke RSUD R Syamsudin SH.

Usai operasi tersebut, Waqiah kursus selama tujuh bulan kepada salah satu dokter di daerah Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi. Dia belajar cara membersihkan kolostomi menggunakan sarung tangan, kassa dan alat-alat khusus lainnya

Baca Juga: Kawanan Monyet Teror Pemukiman Warga Nagrak Sukabumi

"Ususnya di luar, kan BAB lewat belakang ya sekarang udah di sini itu yang jadi itu beli kantong (kolostomi) terus. Kalau dulu BAB di pampers," ucapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mengasuh Abay, menurutnya dibutuhkan biaya mencapai Rp250 ribu per harinya. Kebutuhan sehari-hari anaknya kerap ditanggung dari nafkah suaminya yang bekerja sebagai petani dan dari kakak-kakaknya Abay.

Kondisi Abay saat ini terbaring di atas kasur karena tidak bisa bergerak. Untuk makan, orang tuanya harus menyuntikkan makanan yang sudah dihaluskan melalui slang nasogastric tube atau sonde.

"Memang dengan turun naik ekonomi, sehari kantong kolostomi, susunya Rp250 ribu makan harus ngejaga ekstra tapi gimana. Susu sekarang mah ganti aja sama yang biasa, kolostomi, pampers sehari 4 kadang 5. Ibu tidak ingin menengadahkan tangan, tapi selalu ada saja yang ikhlas membantu, mungkin hikmahnya di situ," paparnya.

Baca Juga: Diselundupkan ke PN Kota Sukabumi, Roti Berisi 76 Butir Psikotropika Disita Petugas: Benarkah Titipan Tahanan?

Terpisah, Kepala Desa Margaluyu Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi, Utep Sudarja mengatakan, selama ini pihaknya selalu memfasilitasi warganya tersebut ketika hendak rawat jalan dan medical check up ke RSUD R Syamsudin SH.

"Kalau dari desa menangani secara medis nggak, cuman desa memfasilitasi segala fasilitas yang dibutuhkan keluarga pasien salah satunya seperti transportasi (ambulans) ataupun pengurusan lain tentang administrasi pasien itu sendiri," kata Utep saat ditemui di kantornya, Rabu 5 Juni 2024.

Selama ini menurutnya pemerintah desa selalu memantau kondisi Abdurahman alias Abay dan memfasilitasi tiap kali membutuhkan bantuan. Selanjutnya, pihaknya akan melaporkan kondisi warganya tersebut ke Pemerintah Daerah.

"Kalau dengan pemerintah daerah belum (komunikasi) tapi dengan faskes setempat selalu dikomunikasikan dan pihak puskesmas juga hampir setiap bulan ataupun setiap misalkan ada keluhan dari pasien selalu datang mengontrol datang ke rumah pasien," lanjutnya.

Baca Juga: Tabrakan Beruntun di Jalan Raya Cibadak Sukabumi, Gegara Tronton Rem Blong Lalu Mundur di Tanjakan

"Upaya yang akan dilakukan mungkin akan berkoordinasi dengan kecamatan dan nantinya bisa diteruskan dengan Pemda Kabupaten untuk penanganan selanjutnya," jelasnya.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah