Warga Sekitar Diam Seribu Bahasa, Kesaksian Korban saat Detik-detik OTK Bacok Aktivis GMNI Sukabumi

- 25 Januari 2024, 21:37 WIB
Aktivis GMNI Sukabumi yang dianiaya sekelompok OTK.
Aktivis GMNI Sukabumi yang dianiaya sekelompok OTK. /Manaf Muhammad/Istimewa

MEDIA PAKUAN - RZ (24) menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh orang tak dikenal (OTK) di sekitar gedung Capitol di Jalan Ahmad Yani Kelurahan Gunungparang Kecamatan Cikole Kota Sukabumi, Jawa Barat.

Peristiwa pada Rabu 24 Januari 2024 sekitar pukul 22.00 tersebut dialami dirinya dan seorang temannya yakni AAM (24). RZ menceritakan, sekelompok OTK awalnya datang tidak menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan.

Pasalnya tiga orang tak dikenal itu saat pertama berpapasan dengan teman-temannya hanya menanyakan tempat bermain billiard. Dia bersama teman-temannya ketika itu sedang nongkrong di kedai kopi sekitar gedung Capitol.

"Jadi saya sama teman teman lagi nongkrong ngopi-ngopi lewat lah ada orang yang nanyain tempat bermain billiard dan sama anak anak itu dijawab ada itu di atas di Capitol di atas," ujarnya, Kamis 25 Januari 2024.

Baca Juga: 2 vs 3, Kader GMNI Sukabumi Dibacok - Dipiting oleh OTK: Satu Orang Barcucuran Darah

Sesaat kemudian, dia beranjak menuju toilet yang ada di basement gedung Capitol. Ketika keluar dari toilet dirinya berpapasan kembali dengan para OTK tersebut.

"Karena ga ada toilet biasanya pipis ke basement Capitol di bawah, udah lah saya pipis minta anter ke saudara AAM (korban) teman saya. Udah di situ saya mau balik lagi ke kedai kopi, terus ketemu orang yang sebelumnya nanya baik-baik tempat billiard sambil dia gelagatnya itu kayak orang mabuk sebenarnya," ucapnya.

Dia pun inisiatif bertanya kembali kepada para OTK soal billiard. Akan tetapi jawaban dari OTK tersebut malah bernada tinggi sambil mengancam kepada dua korban.

"Dia jawab malah pakai bahasa Sunda dia tuh bilang 'maneh naon pinuh pinuh, ulah Lin urang maen billiard?' (kamu kenapa penuh penuh, ga boleh bukan saya main billiard?). Saya sama AAM itu bingung kenapa dia jawab gitu soalnya waktu di kedai kopi dia tanyanya baik-baik di situ saya dirangkul berdua sama AAM oleh pelaku," cetusnya.

Baca Juga: Tenda Darurat Disiapkan Mensos Risma bagi Ratusan Penyintas Bencana Tanah Longsor di Cibadak Sukabumi

"Di situ dia bilang 'arek jadi babaturan arek jadi musuh?' (mau jadi teman mau jadi musuh?). Ya saya jawab ga kenal dia siapa, saya ga tahu dia orang baik atau jahat. Alasannya saya ga langsung jawab mau jadi teman gitu. Nah di situ dia langsung mukul si AAM," tambahnya.

Karena OTK terus bermain fisik, akhirnya baku hantam terjadi di TKP. Dia bersama rekannya tidak mengetahui bahwa para OTK membawa senjata tajam. Saat itu kondisi Jalan Ahmad Yani dan Capitol menurutnya sedang ramai.

"Di situ saya narik si pelaku yang memang lagi baku pukul sama saudara AAM. Pelakunya 3 orang. Yang narik saudara AAM satu saya tarik dia berbalik ke arah saya menyerang saya menggunakan pisau belati dan terkena lah di sini (leher) dan sempat mau menusuk saya tapi keburu saya tahan tangannya ada beberapa detik lumayan lama saya tahan. Tidak ada yang membantu juga dari orang banyak di situ yang melihat, yang saya sayangkan," cetusnya.

"Yang kedua pelaku itu dia mengambil alat mengambil sajam dan membacokan ke saudara AAM. Habis itu saya masih di bawah masih nahan tangan yang memegang sajam. Belum ada yang membantu di situ. Habis itu saya angkat saja saya menghindar gitu dan si pelaku lari dari situ," katanya menceritakan.

Baca Juga: Jengkel Cinta Ditolak, Pemuda Sukabumi Serang Rumah Cewek yang Disukainya

Setelah para OTK melarikan diri, RZ bersama AAM dievakuasi ke rumah sakit oleh teman-temannya. Berdasarkan penglihatannya, senjata tajam yang dibawa sekelompok OTK adalah pisau belati dan celurit.

"Kondisi luka saya luka luar Alhamdulillah nya tidak mengenai arteri dalam karena pertama pun saya melihatnya darah saya ga ada bercucuran gitu ya masih biasa biasa aja sebelumnya selanjutnya saya dibawa ke rumah sakit sama teman teman di situ saya diobati. Untuk laporan secara resmi saya belum melakukan akan tetapi pembicaraan kronologi dengan kepolisian sudah ada," pungkasnya.

Dari informasi yang dihimpun, dua korban penganiayaan dan pengeroyokan tersebut merupakan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas kasus tersebut.

"Kami sudah mendatangi TKP kemudian mengecek korban di Rumah Sakit Kartika. Saat ini masih mencari keterangan dari saksi–saksi di lokasi kejadian serta mengidentifikasi dan mencari para pelaku," kata Kapolsek Cikole Resor Sukabumi Kota Kompol Cepi Hermawan, Kamis 25 Januari 2024.***

Editor: Manaf Muhammad


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah