Mak Sukarsih, Saksi Hidup Pertempuran Bojongkokosan Baru Tiga Tahun Dapat Pensiunan

- 15 Agustus 2020, 17:12 WIB
Mak Sukarsih (95)
Mak Sukarsih (95) /
MEDIA PAKUAN- Momentun menjelang Kemerdekaan Republik Indonesia ke 75, ada kebanggaan tersendiri yang tersirat dari wajah, Mak Sukarsih, (95) warga Kampung Pojok Tengah, Desa Tegal Panjang, Kecamatan Cirenghas, Kabupaten Sukabumi. 
 
Kendati hidupnya relatif sangat sederhana. Tapi senyum kebahagian terpancar dari mimik muka keriput pejuang tua menjelang hari kemerdekaan. 
 
Rumah anggota Laskar Wanita Komando Daerah Militer (Kodam) III, Siliwangi tidak hanya kecil. Tapi tidak cukup penerangan listrik. Bahkan kamar tidurnya, gelap sama sekali tidak ada penerangan listrik. 
 
Sukarsih yang baru tiga tahun terakhir mendapatkan uang pensiun dari negara, kini bisa bernapas lega. Hak sebagai pejuang kini bisa di nikmatinya. 
 
Padahal sudah bertahun-tahun, dia berjuang mendapatkan haknya. Untuk memperoleh uang pensiun darinegara sangatlah tidak mudah.
 
Pejuang renta itu, harus ber'darah-darah' untuk mendapat pengakuan dari negara. Beruntung 'perjuangannya' direalisasikan pemerintah  semasa Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, 2017 lalu. 
 
Baginya, uang yang diperoleh setiap awal bulan  relatif cukup besar. Bahkan mampu mengobati keputusasaan, setelah bertahun tahun berjuang mendapatkan haknya. 
 
Sebelumnya, mempertahankan hidupnya, pejuang wanita itu hanya mengandaikan hasil  berjualan gorengan milik tetangganya. Dia menjajakan makanan ringan masuk dan keluar kampung yang berada di Desa Tegalpanjang. 
 
Padahal hampir setiap tahun Kemerdekaan, memori ingatannya semasa perjuangan tidak pupus. Kendati pendengaran telah berkurang, tapi Sukarsih masih mampu menceritakan sepakterjangnya, saat mempertahankan kemerdekaan. 
 
Kendati tugas semasa perang kemerdekaan hanya membantu para pejuang mempersiapkan perbekalan dan membersihkan senjata usai bertempur. 
 
Tapi Sukarsih merupakan salah satu  saksi hidup peristiwa pertempuran Bojongkokosan, di Sukabumi terjadi. Pertempuran sebelum terjadi peristiwa Bandung Lautan Api itu, menjadi momentum yang sangat mendebarkan bagi Sukarsih  dan rekan-rekannya. 
 
Bagaimana tidak, Sukarsih   bisa menyaksikan hirukpikuk para pejuang mempersiapkan pertempuran melawan sekutu. 
 
Sebelum pertempuran terjadi, dia tidak hanya menyiapkan senjata dan peluru para pejuang. Tapi Sukarsih dan rekan-rekan seperjuangan  yang kini telah tiada menyiapkan perbekalan rangsum makan.
 
 "Sebelum mereka bertempur, kami membersihkan senjata para pejuang. Termasuk menyiapkan makanan sebelum mereka bertempur melawan pasukan gurka dan sekutu,"katanya. 
 
Sukarsih yang baru tiga tahun ini, memperoleh pensiun dari negara sebagai anggota veteran, mengatakan tidak hanya memakan korban jiwa anggota sekutu. Tapi puluhan pejuang dan ratusan warga menjadi korban.
" Kami sempat berkumpul dilapangan persis didepan markas. Sehingga kami bisa menyaksikan mimik para pejuang yang akan bertempur yang kini telah tiada gugur di medan perang Bojongkokosan, " katanya.***
 
 

Editor: Ahmad R


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x