Pengojek Joki Online Sukabumi Minta Diperhatikan

- 26 Juli 2020, 21:22 WIB
Para pengojek online Sukabumi menyampaikan harapannya kepada manajemen Gojek Sukabumi.MEDIA PAKUAN
Para pengojek online Sukabumi menyampaikan harapannya kepada manajemen Gojek Sukabumi.MEDIA PAKUAN /

MEDIA PAKUAN-Ratusan pengojol yang menggunakan akun joki di Sukabumi kecewa terhadap manajemen Gojek. Pasalnya, mereka tidak mendapat kepastian tentang masa depan mereka sebagai mitra perusahaan tersebut.

“Kami sangat kecewa kerena pihak manajemen DSU Gojek di Sukabumi tidak bisa memastikan, mereka mengatakan keputusan ada di pusat,” kata Penanggung jawab Paguyuban Ojol Sukabumi Raya, Hendra Mulyadi, Minggu  26 Juli 2020.   

Hendra mengatakan, mereka sangat berharap pihak aplikator mengkaji kembali keputusannya.

Pasalnya para pengojol sudah mengeluarkan uang untuk membeli akun tersebut dari pemilik nama akun dalam aplikasi.

Baca Juga: Curug Caweni di Sukabumi Dipercaya Sebagai Jelmaan Janda Bengsrat

“Akun digunakan untuk hal yang baik, mencari nafkah untuk keluarga mereka,” jelasnya.

Pengojek mengakui jika penggunaan akun joki tidak boleh secara aturan, tapi mereka beralasan digunakan untuk kebaikan.

Apalagi, pihak manajemen sudah menjanjikan akan ada pemutihan, dan disambut baik oleh pengojek.

Hendra memahami jika pihak aplikator punya alasan lain terkait evaluasi ataupun penertiban akun pengojek. Semuanya demi alasan keamanan dan layanan baik untuk pengguna akun maupun penumpang.

"Tapi, pihak manajemen di Sukabumi hanya bisa menjanjikan bila ada perekrutan baru, akan diprioritas terhadap akun joki yang gagal," jelasnya.

Baca Juga: Nayor Cibadak Sukabumi Hanya Tinggal Kenangan

Hendra mengungkapkan, banyak pengojek joki yang kecewa lantaran gagal verifikasi muka yang dilakukan secara acak oleh oleh aplikator. Dampaknya, mereka tidak bisa menerima pesanan penumpang.

“Jumlah pengojek yang menggunakan akun orang lain saya tidak tahu persis, tapi sekitar 60 persen itu gagal pemutihan. Intinya kami meminta untuk dipermudah,” katanya.

Selain itu, mereka juga menanyakan Program Berkat atau insentif. Target yang terlalu tinggi membuat pengojek sulit untuk mendapatkannya.

Padahal, bonus tersebut sangat dibutuhkan dan menjadi motivasi bagi mereka untuk mencari penumpang.

Baca Juga: Legenda di Balik Wisata Situ Bagendit

Pengojek Sukabumi diberi target 9 poin per hari untuk mendapatkan bonus Rp60 ribu, sementara wilayah Bandung hanya 7 poin dengan bonus Rp75 ribu.

“Seharusnya terbalik, kenapa untuk daerah lebih tinggi dibanding kota besar. Hal ini juga tidak bisa diputuskan oleh manajemen dengan alasan kewenangan pusat,” tegasnya.

Hal lain, mereka juga mempertanyakan pemberlakukan zonasi di Sukabumi. Berdasarkan aturan dari Kementerian Perhubungan, zonasi dibagi tiga, zona1 untuk wilayah Jabodetabek dan ibu kota provinsi, zona 2 di luar Jabodetabek dan ibu kota provinsi, dan zonasi 3 untuk daerah di Indonesia Timur.

”Tapi kenyataannya, untuk Sukabumi diberlakukan zonasi 1, seharusnya zonasi 2. Konsumen keberatan, dampaknya pasti kepada pengojol juga,” pungkasnya.***

Editor: Toni Kamajaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x