Baca Juga: Pengumuman! BBM Baru akan Beredar Mulai 1 Februari 2023 : Biodiesel B35 Diluncurkan Pemerintah
Terkait lahan untuk relokasi bangunan baru SDN Suradita, Edi mengungkapkan, lokasinya sudah dipersiapkan dan sedang dalam proses SPPT.
"Minimal penggunaan hak pakai minimal 20 tahun dari perkebunan ini segara pak kadis akan membangun itu. Kami menunggu dari tim paguyuban tentang SPPT yang sekarang sedang diproses kalaupun sekarang diproses tanahnya diratakan dulu insyaallah sambil menunggu tanah yang diratakan mudah mudahan SPPT itu bisa keluar dari paguyuban yang diurus ke desa dan kecamatan," tandasnya.
Sejak bencana tanah bergerak melanda Suradita, murid di SDN Suradita satu persatu memilih untuk pindah sekolah. Edi menuturkan, hal itu dikarenakan kondisi sekolah yang sudah tidak layak.
Bahkan ketika masih di bangunan yang lama, Edi mengakui pernah ada siswa yang mengalami kecelakaan masuk ke lubang bekas pergerakan tanah.
Baca Juga: Berita Terkini, Venna Melinda Melaporkan Ferry Irawan Ke Polisi Diduga Lakukan KDRT
"Kalau dulu itu sampai 80 orang karena kondisinya sudah rubuh ada yang sudah pindah keluar daerah sehingga saat ini sampai 50 orang siswa," pungkasnya di Sukabumi.
Sementara itu, semangat belajar para siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar terlihat ketika Media Pakuan mendatangi sekolah tersebut.
Salah satu siswa bernama Wina Sri Wahyuni mengaku di bangunan sekolah yang terbuat dari bambu, kerap terjadi kendala ketika kegiatan belajar seperti atap yang bocor dan lantai tanah yang becek.
"Bocor, becek. Pengennya bangkunya banyak, mejanya banyak. Pak Jokowi aku pengen sekolah baru yang lamanya rusak karena bencana," katanya di SDN Suradita kabupaten Sukabumi.***