Pilu! Dua Tahun Diterjang Pergerakan Tanah, Puluhan Siswa di Gegerbitung Sukabumi Kini Belajar di Gubuk

- 10 Januari 2023, 15:57 WIB
Puluhan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di bangunan gubuk karena sekolahnya yaitu SDN Suradita Sukabumi rusak diterjang bencana pergerakan tanah sejak dua tahun lalu.
Puluhan siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di bangunan gubuk karena sekolahnya yaitu SDN Suradita Sukabumi rusak diterjang bencana pergerakan tanah sejak dua tahun lalu. /Manaf Muhammad

MEDIA PAKUAN - Sekolah Dasar Negeri (SDN) Suradita di Kampung Suradita RT 17 RW 08 Desa Ciengang Kecamatan Gegerbitung kabupaten Sukabumi Jawa Barat mengalami kerusakan parah akibat bencana pergerakan tanah.

Kerusakan bangunan juga menyebabkan sejumlah murid di SDN Suradita kabupaten Sukabumi jumlahnya berkurang karena kondisi yang tidak layak untuk ditempati sebagai tempat kegiatan belajar mengajar.

Karena kegigihan guru, siswa, dan pihak sekolah, kegiatan belajar mengajar hingga saat ini tetap dilaksanakan. Namun tempatnya dipindahkan ke bangunan sekolah sementara yang terbuat dari bambu.

Kepala Sekolah SDN Suradita Edi Junaedi mengatakan, anak anak mulai belajar di gubuk sejak dua hari lalu setelah bangunan tersebut dibangun pada libur sekolah akhir tahun 2022 atas inisiasi warga setempat, pemdes, PGRI, dan unsur lainnya.

Baca Juga: Digosipkan Bakal Gabung PPP, Sandiaga Uno Segera Tabayyun ke Prabowo Subianto

"Anggaran ini kami musyawarah baik dengan orang tua, pemerintah desa setempat, ketua PGRI kami menghimpun bantuan dana dari anggota PGRI lalu dari kepala desa, masyarakat desa ciengang bantuannya," katanya kepada awak media, Selasa 10 Januari 2023.

Bangunan sekolah tersebut masih semi permanen, yang terdiri dari empat ruang berukuran 8x12 meter. Dari empat ruang itu ada dua ruang disekat karena dibagi menjadi dua rombel atau dua kelas, jadi keseluruhannya enam kelas.

Menurutnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi sudah mengetahui kondisi terkini SDN Suradita. Pihak Pemkab sudah memberikan bantuan untuk bangunan sementara SDN Suradita.

"Alhamdulillah dari dinas pendidikan kemarin datang ke sini karena di sini baru kelasnya sudah dibangun. Kemarin menjanjikan, beliau akan memberikan sarana yang pertama adalah untuk WC karena sangat penting juga WC ini untuk dibangun, hari ini kami disuruh ke toko material untuk mengambil barang barang yang digunakan untuk pembuatan WC terus sumur juga jetpamnya. Lalu untuk listrik kabel kabel mushola itu termasuk Kantor juga disuruh dibangun tinggal kata pak kadis silahkan temui toko material untuk membeli barang nanti tinggal dikirim ke pak kadis notanya beliau akan transfer ke toko," katanya.

Baca Juga: Pengumuman! BBM Baru akan Beredar Mulai 1 Februari 2023 : Biodiesel B35 Diluncurkan Pemerintah

Terkait lahan untuk relokasi bangunan baru SDN Suradita, Edi mengungkapkan, lokasinya sudah dipersiapkan dan sedang dalam proses SPPT.

"Minimal penggunaan hak pakai minimal 20 tahun dari perkebunan ini segara pak kadis akan membangun itu. Kami menunggu dari tim paguyuban tentang SPPT yang sekarang sedang diproses kalaupun sekarang diproses tanahnya diratakan dulu insyaallah sambil menunggu tanah yang diratakan mudah mudahan SPPT itu bisa keluar dari paguyuban yang diurus ke desa dan kecamatan," tandasnya.

Sejak bencana tanah bergerak melanda Suradita, murid di SDN Suradita satu persatu memilih untuk pindah sekolah. Edi menuturkan, hal itu dikarenakan kondisi sekolah yang sudah tidak layak.

Bahkan ketika masih di bangunan yang lama, Edi mengakui pernah ada siswa yang mengalami kecelakaan masuk ke lubang bekas pergerakan tanah.

Baca Juga: Berita Terkini, Venna Melinda Melaporkan Ferry Irawan Ke Polisi Diduga Lakukan KDRT

"Kalau dulu itu sampai 80 orang karena kondisinya sudah rubuh ada yang sudah pindah keluar daerah sehingga saat ini sampai 50 orang siswa," pungkasnya di Sukabumi.

Sementara itu, semangat belajar para siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar terlihat ketika Media Pakuan mendatangi sekolah tersebut.

Salah satu siswa bernama Wina Sri Wahyuni mengaku di bangunan sekolah yang terbuat dari bambu, kerap terjadi kendala ketika kegiatan belajar seperti atap yang bocor dan lantai tanah yang becek.

"Bocor, becek. Pengennya bangkunya banyak, mejanya banyak. Pak Jokowi aku pengen sekolah baru yang lamanya rusak karena bencana," katanya di SDN Suradita kabupaten Sukabumi.***

Editor: Manaf Muhammad

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah