Kemerosotan Moral, Praktisi Pendidikan Sukabumi Sodorkan Solusi, Dudung: Pencasila Diberlakukan di Sekolah

- 5 September 2022, 11:52 WIB
Mayoritas merasa perlu Pendidikan Moral Pancasila (PMP) atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) masuk dalam mata pelajaran di sekolah semenjak SD
Mayoritas merasa perlu Pendidikan Moral Pancasila (PMP) atau Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) masuk dalam mata pelajaran di sekolah semenjak SD //INDIKATOR
 
 
MEDIA PAKUAN - Akademisi dan praktisi pendidikan asal Kota Sukabumi Dudung Nurullah Koswara menyoroti perkembangan zaman.
 
Kondisi ini seiring kian pesat dengan makin cepatnya arus informasi berseliweran.
 
Atas dasar itu, Dudung mengkhawatirkan generasi muda dapat terpapar berbagai pemahaman. Terutama yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
 
Meskipun tidak dipungkiri, menurutnya, dengan adanya internet dan media sosial hal hal positif dapat diakses. Namun potensi degradasi moral pun juga harus diperhatikan.
 
Dia mengatakan saat Ini tantangan sekarang jauh lebih kompleks karena di dunia sekarang mereka ada gadget, kalau dulu jaman Ki Hajar Dewantara kan ada tiga pusat pendidikan yaitu rumah, keluarga, dan masyarakat. 
 
" Tapi sekarang ini teman sebaya dan dunia maya. Sehingg ada lima itu dalam pemikiran saya jadi pusat pendidikan ini harus menjadi perhatian bahwa si anak ini mempunyai dunia baru," ucap Dudung, Senin 5 September 2022.
 
 
Dia berpendapat, saat ini perubahan zaman sudah sangat mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat.
 
Sebagai contoh, lanjutnya, kenakalan di masa kini berbeda dengan di masa lalu dan tantangan untuk mencegahnya juga berbeda.
 
"Kalau jaman sekarang saya sampaikan sudah ada dominasi dunia Maya di mana mereka bisa masuk semua apapun bisa dilihat sementara mereka belum dewasa anak anak itu," ujarnya.
 
 
Selain itu, kata dia ada perubahan dunia yang membawa dampak positif juga ada dampak negatifnya  dimana nasionalisme, kebangsaan, kedaerahan  semakin tergerus.
 
"Karena mereka sudah lihat dunia lain sehingga fokusnya tidak cinta bangsa tapi cinta dunia mungkin karena sudah lihat kemana mana maka perlu penguatan Pancasila," ungkapnya.
 
Dia berharap, dengan adanya wacana pendidikan Pancasila yang akan diterapkan di seluruh tingkatan sekolah dapat menjadi benteng moral generasi muda untuk turut serta dalam pembangunan dan kemajuan bangsa.
 
 
"Kalau bisa kalau sudah ada kurikulumnya sudah ada undang-undang yang mengatur harapan ke depan pelajaran Pancasila ini bukan hanya teori tetapi juga ada implementasi dalam bentuk praktek praktek riil anak didik dalam proses pembelajaran kolaboratif," tutur Dudung.
 
"Pelajaran kolaboratif itu adalah pelajaran mengintegrasikan beberapa pelajaran tetapi juga dikaitkan dengan nilai nilai Pancasila sehingga nanti anak anak benar benar teori teori Pancasila itu dipraktekkan seperti gimana sehingga ketika di masyarakat memahami nilai nilai Pancasila seperti toleran, cinta kasih, kasih sayang," jelasnya.
 
 
Terpisah, Direktur Jaringan dan Pembudayaan BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) Irene Camelyn Sinaga mengatakan pendidikan Pancasila mulai diterapkan mulai dari tingkat pendidikan sekolah paling dasar hingga perguruan tinggi.
 
Per tanggal 1 Juni 2022 kemarin, kata dia dilakukan launching bersama penerapan. Sehingga sebagai salah satu tim penyusun kurikulum materi daripada pendidikan Pancasila tersebut jadi sudah dilakukan penerapan pembinaan pendidikan ideologi Pancasila.
 
 
"Pada pendidikan formal per 1 Juni 2022, saat ini sedang digodok buku yang tadinya PPKn yang Pancasila ada di dalam PPKn kemudian sekarang Pancasila itu berdiri sendiri," kata Irene.***
 

Editor: Ahmad R

Sumber: Media Pakuan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x