Setahun Lebih Menunggu Huntap, Warga Ciherang Sukabumi Terancam Bencana Tanah Longsor

- 21 Desember 2021, 06:45 WIB
Bencana tanah longsor Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi
Bencana tanah longsor Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi /Mediapakuan.com/Manaf Muhammad
 
MEDIA PAKUAN - Ratusan warga di Dusun Ciherang, Desa Cijangkar, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi sudah setahun lebih hidup dalam bayang-bayang ketakutan akan ancaman tanah longsor.
 
Sejak awal bencana tanah longsor di Ciherang Sukabumi pada 13 Desember 2020 lalu, hingga kini warga masih menanti kepastian dari pemerintah untuk tempat tinggal atau hunian tetap yang lebih layak dan aman.
 
Sejumlah warga Ciherang Sukabumi yang terdampak memilih pindah ke hunian sementara sambil menunggu janji pemerintah.
 
 
"Pertama waktu itu rumah ada tanda retak sedikit, terus kemudian lama lama melebar hingga rumah sekarang benar benar hancur terdampak pergerakan tanah, saya sekeluarga langsung ngungsi sebelum makin parah waktu itu," kata warga terdampak yang sehari harinya bekerja sebagai kuli lepas Ucup (54) kepada Media Pakuan, Minggu 19 Desember 2021.
 
Ucup saat ini mengungsi ke tempat yang tak jauh dari rumahnya dengan membangun hunian sementara seadanya yang terbuat dari papan.
 
"Ini sekitar 200 meter dari rumah saya dulu, di sini juga masih termasuk wilayah terancam pergerakan tanah. Ngebangun cuma seadanya modal papan," ungkapnya.
 
 
"Harapannya Huntap (Hunian tetap) segera direalisasikan di tempat yang lebih aman. Biasanya bantuan berupa sembako sama uang tunai. Tapi itu sampai empat bulan pertama," tandasnya.
 
Pantauan Media Pakuan, pergerakan tanah di Ciherang ini bukan hanya berdampak pada pemukiman warga dan akses jalan, namun juga area persawahan yang menyebabkan hasil pertanian menurun.
 
Warga lainnya Amih juga merasakan hal yang sama dengan kekhawatiran ancaman bencana pergerakan tanah yang semakin meluas. Amih merupakan warga terancam yang rumahnya hanya berjarak beberapa ratus meter dari lokasi persis pergerakan tanah.
 
 
"Bukannya sombong ga mau pindah atau apa, saya menunggu huntap dari pemerintah kalau malam saya nangis kapan datangnya," katanya.
 
Ia juga mengaku beberapa kali mendengar suara dentuman kemudian getaran seperti gempa bumi.
 
"Kalau hujan sore sampai malam saya ga bisa tidur kepikiran kalau terjadi apa apa soalnya beberapa kali pernah terdengar suara dentuman keras sama gempa," ungkapnya.
 
"Paling baru kemarin jam setengah 5 sore ada dentuman terus waktu saya lagi pengajian sekitar jam setengah 7 nya ada dentuman lagi," ucapnya.
 
 
Saat ini sejumlah warga terdampak memilih membangun hunian sementara di lahan milik PTPN yang tidak jauh dari lokasi bencana pergerakan tanah.
 
Sementara itu Media Pakuan mencoba mengkonfirmasi kepada BPBD kabupaten Sukabumi terkait kepastian hunian tetap bagi warga penyintas bencana pergerakan tanah di dusun Ciherang kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi.
 
"Masih proses, ngga bisa ditentukan (waktunya)," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Anita Mulyani singkat melalui sambungan telepon, Senin 20 Desember 2021.
 
Dari keterangan Desa Cijangkar kecamatan Nyalindung Kabupaten Sukabumi jumlah warga yang terdampak dari pergerakan tanah di Dusun Ciherang sebanyak 461 jiwa.***

Editor: Adi Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x