Di daerah ini, Ridwan mulai kecapaian. Ia mencoba menyusuri jalan sambil berharap ada rumah makan untuk berhenti sejenak agar bisa Istirahat, makan atau minum kopi.
Seperti mata elang, sambil menyetir mobil, mata terus mencari cari, siapa tahu ada warung atau rumah makan yang buka.
Baca Juga: Titin TKW Asal Sukabumi, Rela Kerja di Arab Saudi Sampai Tua Renta demi Kedua Anaknya
Si tukang insinyur terus memacu mobilnya tanpa menghiraukan kota. Ya memang kota semakin malam semakin sunyi.
Entah dimana tepatnya. Tapi diperkirakan sekitar jalan raya Cibeureum yangg dibelakangnya ada areal pekuburan Ciandam atau sebelum Jl. Sukaraja, si tukang insinyur melihat seperti sebuah rumah makan.
Iapun langsung memarkir kendaraannya. Betul saja itu rumah makan. Ketika memasuki rumah makan atau warung itu, suasana terasa sudah tak nyaman.
Hening ditambah lampu yang temaram. Suasana memang sedikit aneh dan mencekam.
Baca Juga: Anak Angkat Buya Hamka, Sukses Setelah Deket dengan Lingkaran Cendana, Targetkan Bangun 1000 Masjid
Di dalam warung itu tampak penjual dan beberapa pengunjung duduk di kursi dan meja disediakan pemilik warung .
Setelah duduk sejenak, seperti ada sesuatu tak lazim. Baik pemilik warung maupun pengunjung duduk di dalam rumah makan atau warung tadi semuanya orang orang kerdil atau orang cebol.