Aktivitas Gunung Merapi Meningkat, Tanda Erupsi Semakin Dekat

25 November 2020, 15:22 WIB
Gunung Merapi/Twitter BPPTKG /

Baca Juga: Menyambut Gajian, Shopee Adakan Gratis Ongkir dan Cashback Kilat di Shopee Gajian Sale

MEDIA PAKUAN-Aktivitas Gunung Merapi semakin meningkat. Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menunjukkan tanda-tanda erupsi semakin dekat.

Perkiraan tersebut berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Selasa 24 November 2020.

Pihak BPPTKG juga melaporkan telah terjadinya 21 gempa guguran dan suara gemuruh yang terdengar dari pos pengamatan Babadan dan Kaliurang.

"Guguran masih terus terjadi namun tidak mempengaruhi kondisi magma," terang Kepala BPPTKG Hanik Humaida, dikutip Mediapakuan.com dari PMJnews.

Baca Juga: Keluarkan Asap Putih Tebal Setinggi 50 Meter, BPPTKG Pantau Terus Siaga Gunung Merapi

Kemudian, Hanik menjelaskan kenaikan aktivitas Gunung Merapi memberikan pertanda erupsi Gunung Merapi yang semakin dekat.

Namun, dia belum bisa memprediksi waktu terjadinya erupsi. Oleh sebab itu, BPPTKG melakukan pemantauan agar tidak ada korban jiwa.

Dalam pengamatan BPPTKG yang dimulai pukul 06.00 WIB sampai dengaN 12.00 WIB, tercatat bahwa terjadinya 21 gempa guguran. Suara guguran terdengar lima kali dari pos pengamatan Babadan Magelang dan Kaliurang, Sleman.

"Gempa embusan tercatat 24 kali, gempa vulkanis dangkal 17 kali, gempa fase banyak 207 kali," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, BPPTKG telah menetapkan status Gunung Merapi dari level waspada ke level siaga sejak 5 November lalu.

Radius dan jarak aman mencapai 5 Km dari puncak Merapi.

Baca Juga: Status Siaga Semakin Mengkhwatirkan, BNPB Luncurkan Aplikasi Pantau Real Time Gunung Merapi

Masyarakat diminta tetap tenang dan menunggu informasi yang disampaikan BPPTKG. Patuh dengan perintah pemda setempat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Menganntisipasi hal tersebut, Dishub Kabupaten Kabupaten Sleman Arip Pramana menempatkan personel untuk mengawasi berbagai kendaraan apapun yang melewati jalur evakuasi.

"Sebagai langkah antisipasi, selain akan menempatkan personel untuk mengawasi truk-truk pasir yang lewat jalur evakuasi Merapi, kami juga memasang lampu penerangan jalan umum (LPJU) sepanjang jalur evakuasi," ungkap  Pelaksana Tugas Kepala Dishub Kabupaten Sleman Arip Pramana di Sleman.

Sementara agar jalur evakuasi steril dari gangguan, seperti dari truk pengangkut pasir dan penerangan jalan juga memadai.

 "Kami menjadwalkan petugas, setiap sif dua orang personel," ungkapnya.

 Ia menyatakan bahwa jalur evakuasi bencana erupsi Merapi harus bersih dari truk-truk pengangkut pasir.

"Lokasi depo pasir yang beroperasi paling banyak berada di radius delapan kilometer dari puncak Merapi. Penjagaan jalur evakuasi oleh petugas akan dilakukan dan difokuskan di wilayah Glagaharjo. Saat ini yang harus 'clear' jalur evakuasi pada wilayah bahaya yaitu lima kilometer ke arah bawah ke lokasi barak pengungsian Kelurahan Glagaharjo," ungkapnya.

Baca Juga: Polres Klaten Siapkan 18 Motor Trail untuk Evakuasi Warga Lereng Gunung Merapi

 Maka dari itu, penjagaan pihaknya memasang lampu penerangan jalan di sepanjang jalur evakuasi.

"Kami menyiapkan 20 unit LPJU pada jalur sepanjang 1,9 km. Fokus pembenahan infrastruktur di Glagaharjo sesuai yang direkomendasikan oleh BPPTKG. Lampu ini sebagai pemandu bagi orang yang mau evakuasi dari atas. Di luar lokasi barak pengungsian dan titik kumpul yang sudah dipasang sekitar 15 titik baik di Balai Kalurahan Glagaharjo maupun tempat evakuasi hewan di Singlar," ungkapnya.***

Editor: Hanif Nasution

Sumber: PMJNews

Tags

Terkini

Terpopuler