Daya Beli Menurun, Pemangkasan Pajak Mobil Baru Diusulkan

- 21 September 2020, 16:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /GAIKINDO

MEDIA PAKUAN-Perlu strategi untuk menstimulus daya beli masyarakat, apa lagi masih dalam kondisi Covid-19. Terlebih, sebagian besar penghasilan masyarakat ikut terdampak Covid-19.

Diperlukan strategi untuk mendukung daya beli masyarakat yang masih lemah agar tidak menimbulkan persoalan baru.

Dikutip dari Zonajakarta.com judul “Pajak Mobil Baru 0 Persen dan Strategi Jitu Mendorong Daya Beli Masyarakat di Tengah Pandemi Covid19”, pengamat otomotif sekaligus akademisi ITB (Institut Teknologi Bandung), Yannes Martinus Pasaribu mengatakan, jika relaksasi Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) nol persen diyakini mampu mendorong daya beli masyarakat.

Baca Juga: Dukung PSBB, Daihatsu Berlakukan WFH untuk Sebagian Besar Karyawan

Yannes berpendapat, inisiatif tersebut perlu didukung dengan strategi jitu untuk memacu daya beli sekaligus produksi otomotif dalam negeri.

"Paket yang harus dijalankan pemerintah bukan sekadar memacu industri otomotif untuk kembali berproduksi,” katanya dikutip dari Zonajakarta yang disadur dari ANTARA, Minggu 20 September 2020.

“Di sisi lain, pemerintah juga perlu melaksanakan strategi yang jitu untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang saat ini semakin berpotensi menuju ke titik nadirnya," kata Yannes.

Yannes menuturkan, PKB nol persen berdampak positif kepada masyarakat, biaya yang dikeluarkan untuk membeli kendaraan baru jadi turun dari harga normalnya.

Namun, seberapa jauh harga dapat turun, dia mengatakan menjadi salah satu permasalahan tersendiri, karena harga akhir sebuah mobil merupakan gabungan dari banyak komponen biaya.

Baca Juga: Inilah 4 Tips Mengatasi Nyeri Saat Haid, Salah Satunya Banyak Minum Air Hangat

Secara kasar, kata dia, dapat digambarkan bahwa komponen Harga Pokok Penjualan (HPP) sebuah kendaraan baru sebagai biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja, bahan dan overhead dalam proses pembuatan produk berkisar antara 30-40 persen.

“Biaya marketing, biaya logistik-distribusi hingga margin ke diler sekitar 10 persen, margin laba perusahaan dan prinsipal berkisar 10-15 persen,” katanya.

Diungkapkan, dari margin tersebutlah industri manufaktur mengembalikan biaya investasinya hingga menganggarkan riset untuk produk terbarunya.

Sehingga total biaya langsung yang berhubungan dengan kendaraan yang dijual ada dikisaran 60 persen.

Baca Juga: Di Rumah Aja, Ini 5 Resep dan Cara Membuat Minuman Tradisional Menyehatkan

“Tiap industri otomotif pastinya relatif memiliki komposisi yang berbeda,” kata Yannes.

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen atau pemangkasan pajak kendaraan bermotor (PKB).

Langkah ini diharapkan dapat menstimulus pasar sekaligus mendorong pertumbuhan sektor otomotif di tengah masa pandemi Covid-19.

"Kami sudah mengusulkan kepada Menteri Keuangan untuk relaksasi pajak mobil baru 0 persen sampai bulan Desember 2020," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, pada awal pekan ini.

Sementara Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto berpendapat, untuk menaikkan daya beli tidak hanya mengandalkan stimulus dari pemerintah, manufaktur otomotif juga harus mau menurunkan harga jual demi menarik daya beli konsumen.

Baca Juga: VW Luncurkan Mobil Listrik Terbaru, Konsumen Asia Harus Bersabar

"Ya Produsen Otomotif (Agen Pemegang Merk) harus juga mau mengurangi harga jual KBM nya," kata dia.

"Untuk hal ini, produsen siap untuk memberikan potongan harga," sambungnya lagi.

Jongkie menyebut, Gaikindo telah mengusulkan kepada pemerintah agar memberikan stimulus atau insentif yang tetap sasaran, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dan menaikkan daya beli.

"Untuk antisipasi hal tesebut, maka Gaikindo mengusulkan agar ada stimulus yang langsung mengena kepada harga mobil baru dengan memberikan potongan pajak-pajak, seperti PPN, PpnBM, BBN KB dan juga PKB," kata dia.

Baca Juga: Jelang Lawan Manchester City, Wolves Targetkan Dapat Nelson Semedo

Stimulus menurutnya akan mendongrak daya beli masyarakat. "Dengan harapan, masyarakat bisa membeli mobil baru. Dengan demikian pabrik-pabrik mobil dan komponen dapat bekerja penuh kembali," tambah dia.(Asep Efendi)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Zona Jakarta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x