Sebut Cak Imin Pembohong DPRD Morowali Utara, Menantang dan Respon Keras Pernyataan Luhut

- 29 Januari 2024, 09:04 WIB
China mendapatkan keuntungan besar dari kebijakan hilirisasi nikel Indonesia
China mendapatkan keuntungan besar dari kebijakan hilirisasi nikel Indonesia /Antara/

MEDIA PAKUAN - Buntut debat cawapres ke 4 terkait hilirisasi nikel yang berhasil disebutkan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mendapat respon tegas dari cawapres nomor urut 1 bahwa hilirisasi nikel ugal-ugalanmengakibatkan warga setempat terkena dampak.

Membuat Luhut Binsar Panjaitan klarifikasi di video akun pribadinya dan menyebutkan Muhaimin Iskandar berbohong mengenai hilirisasi nikel yang disebut "ugal-ugalan".

Wakil Ketua DPRD Morowali Utara, Muhammad Safri, memberikan respons tegas juga terhadap pernyataan Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut Muhaimin Iskandar berbohong mengenai hilirisasi nikel yang disebut "ugal-ugalan".

Luhut juga mengklaim bahwa hilirisasi nikel di Morowali telah mengangkat perekonomian masyarakat, namun faktanya hanya dinikmati oleh segelintir orang.

Baca Juga: Janji Cak Imin Soal Daerah Penyangga Jakarta, TKD Sukabumi Sebut AMIN Bakal Revisi Undang-undang

Muhammad Safri, yang juga merupakan wakil ketua PKB Sulawesi Tengah, menantang Menteri Kelautan dan Perikanan serta Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, untuk datang ke Morowali dan melakukan pertukaran data terkait hilirisasi nikel.

Safri menyoroti adanya kejanggalan dalam proses tersebut, mulai dari kurangnya perhatian perusahaan terhadap keselamatan pekerja hingga keuntungan yang hanya dinikmati oleh segelintir orang.

"Saya pertanyakan pertumbuhan ekonomi yang dimaksud, kepada siapa dan bagaimana ini benar-benar menguntungkan masyarakat.”

“Kita harus bicara berdasarkan fakta, bukan hanya karena ingin menjadi pemodal dan meninggalkan nasib rakyat," ujar Safri.

Safri menyoroti penurunan daya beli masyarakat yang signifikan, yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi lokal.

Baca Juga: Kondisi Luhut Binsar? Terkait Program Hilirisasi Opung Berkomentar: Perlu Pemimpin yang Kuat!

Dia mengungkapkan bahwa perputaran uang di daerah tersebut sangat sulit, sehingga ia mempertanyakan sumber data yang digunakan oleh Bank Indonesia terkait pertumbuhan ekonomi.

Menjawab pernyataan Tom Lembong yang menyebut harga nikel telah meningkat, Safri menunjukkan data historis yang menunjukkan fluktuasi harga nikel selama 10 tahun terakhir.

Menurutnya, harga nikel dunia hanya mencapai ratusan ribu rupiah per ton, bahkan selama periode 2014-2019 saat hilirisasi nikel dimulai, harga nikel hanya sekitar ribuan rupiah per ton.

"Bagaimana bisa Tom Lembong memberikan pernyataan seperti itu? Bagaimana bisa memberikan saran palsu kepada calon pemimpin yang didukungnya?" tegas Safri.***

Editor: Popi Siti Sopiah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah