MEDIA PAKUAN - Menjelang pilpres 2024, peta politik senakin memanas, propaganda, buzzer, hingga kampanye hitam mulai berseliweran menghiasi media sosial di tanah air.
Bau-bau politik uang semakin santer banyak dilakukan para oknum partai politik, untuk mendulang suara rakyat.
Seperti terjadi di Majalengka, Jawa Barat beredar rekaman suara Bupati Karna Sobahi yang mengajak memilih caleg dan Capres-cawapres dari PDIP memasuki babak baru.
Kasus ini pun terungkap cawe-cawe dari seorang bupati, Karna diduga memobilisasi massa untuk memenangkan calon-calon dari PDIP di Pemilu 2024.
Baca Juga: Serba- Serbi Konser Coldplay, Susan Sameh Bernasib Malang Jadi Korban Penipuan
Di akhir rekaman, Karna terdengar mengabsensi beberapa dinas di lingkungan Pemkab Majalengka.
Tak tanggung-tanggung Sobahi menyalahkan wewenang sebagai pemimpin daerah, mengolontorkan uang 200 -300 juta tiap desa untuk memengakan pasangan Ganjar-Mahfud MD.
Politik uang yang berkedok padat karya itu dianggarkan di tingkat pusat sebesar 72 miliar rupiah.
Kasus ini pun terendus Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu)