Network
MEDIA PAKUAN - Kota Tercinta,Jakarta menjadi daerah yang berkualitas udara terburuk kedua di dunia, pada pukul 07.10 WIB.
Hal ini berdasarkan situs pemantau kualitas udara IQAir, pada Minggu pagi, dikarenakan memiliki angka indeks kualitas udara (air quality index/AQI) sebesar 170 atau masuk kategori tidak sehat.
Angka itu,termasuk di bawah Kuala Lumpur, Malaysia sebagai urutan pertama dengan angka AQI sebesar 172.
Baca Juga: Kaum Milenial Harus Tahu Nih! Perbedaan Junk Food dan Fast Food
Tak hanya Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Delhi, India di angka 163, berikutnya Dhaka, Bangladesh di angka 161 dan Kemudian diikuti oleh Kuwait City, Kuwait di angka 158.
Tak hanya Jakarta, kota dengan kualitas udara terburuk berikutnya adalah Delhi, India di angka 163, berikutnya Dhaka, Bangladesh di angka 161 dan Kemudian diikuti oleh Kuwait City, Kuwait di angka 158.
Adapun Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dalam situs resmi juga memberitahukan, secara keseluruhan kondisi dari kualitas udara di daerah ini sejak Sabtu pukul 15,00 WIB.
Bahkan hingga sekarang,pada Minggu pagi pukul 07.00 WIB, kondisi kualitas udara berkategori juga tidak sehat.
Hal ini dikarenakan konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 18,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (WHO).
Hal ini dikarenakan konsentrasi PM2,5 saat ini sudah 18,4 kali lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara organisasi kesehatan dunia (WHO).
Baca Juga: Cetak 2 Gol Saat Bantai Osasuna, Jude Bellingham Samai Rekor Cristiano Ronaldo Saat Bersama Real Madrid
Juga badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang meminta masyarakat agar tetap menyediakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat cemaran udara tinggi.
"Masyarakat juga diimbau untuk selalu memerhatikan informasi kualitas udara terutama dari BMKG, KLHK, dan Dinas Lingkungan Hidup setempat selaku lembaga pemerintah yang berwenang," kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan. ***
Juga badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang meminta masyarakat agar tetap menyediakan masker bila berada di lokasi dengan tingkat cemaran udara tinggi.
"Masyarakat juga diimbau untuk selalu memerhatikan informasi kualitas udara terutama dari BMKG, KLHK, dan Dinas Lingkungan Hidup setempat selaku lembaga pemerintah yang berwenang," kata Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan. ***
