MEDIA PAKUAN-Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini akhirnya buka suara alasan menolak secara tegas pembangunan tol tengah kota.
Menurutnya, selain dapat membebani warga, adanya tol tengah kota akan membuat Surabaya menjadi kota mahal yang berdampak pada kesenjangan sosial di masyarakat.
"Kenapa saya menolak jalan tol? Karena, saya melihat bahwa warga saya minimal 20 tahun ke depan ini naik motor,” kata Risma, Senin 31 Agustus 2020.
Risma juga memimikirkan sebagian besar warganya yang menggunakan sepeda motor dan ekonomi yang belum memadai. Meski, kondisi Kota Pahlawan sangat membutuhkan jalan bebas hambatan di tengah kemacetan yang kian parah tiap tahunnya.“Misalkan dibuka tol, sepeda motor bisa masuk, tapi kan bayar. Kalau dia untuk kerja saja bayar, padahal dia pendapatannya belum mesti. Kalau dia bayar kapan sejahteranya dia, itu harus dihitung," ujarnya.
Baca Juga: Mantan Kepala BPN Tewas di Kamar Mandi, Pihak Keluarga Ingin Penjelasan
Risma menjelaskan, adanya tol tengah kota akan membuat Surabaya menjadi kota mahal. Dengan begitu, kota ini akan dipandang tinggi atau dinilai bagus dan megah, sehingga berdampak buruk dan dapat menimbulkan kesenjangan.
"Kalau kota ini menjadi mahal, kota itu tidak akan menjadi efisien. Akhirnya, yang mampu yang bertahan,” katanya.
“Dampaknya, kota ini rentan sekali terhadap kericuhan. Karena apa? Kesenjangan tadi, nanti akan memudahkan orang terjadi demo, amarah. Teorinya ada, aku tidak ngawur. Jadi semua itu harus dihitung," tegasnya.
Alasan lain, apabila koridor tol tengah kota itu dibuat masif jalur Utara–Selatan, tentunya akan berdampak pada sulitnya warga mendapat air bersih.