Film Jejak Khilafah Di Nusantara, Antara Polemik, Sejarah Fakta atau Fiktif

- 15 Agustus 2020, 14:40 WIB
Film Jejak Khilafah Di Nusantara
Film Jejak Khilafah Di Nusantara /


MEDIA PAKUAN
-Film Jejak Khilafah Di Nusantara akan segera tanyang di bioskop-bioskop nusantara,namun belum tanyang sudah banyak mengundang banyak polemik.

Banyak komentar dari mulai pembuatan film , lounching hingga ceritanya mengandung kontroversi,berikut ulasannya.

Baca Juga: Headset Bluetooth yang bagus merk apa?

Sinopsis Jejak Khalifah

Diceritakan, pada 1404 M (808 H) Sultan Muhammad I mengirim surat kepada para pembesar Afrika Utara dan Timur Tengah untuk meminta sejumlah ulama guna diberangkatkan ke Jawa.
Selanjutnya, diberangkatkanlah para ulama dalam enam angkatan yang masing-masing terdiri dari Sembilan orang. Angkatan I dipimpin oleh Maulana Malik Ibrahim asal Turki.

Baca Juga: Boneka Annebelle Kabur dari Museum Warren? Simak Fakta Sebenarnya

Angkatan berikutnya hingga angkatan VI ditetapkan ketika ada ulama yang meninggal di angkatan sebelumnya. Demikianlah cerita yang mahsyur di kalangan masyarakat kita akhir-akhir ini.

Sumber cerita ini konon adalah kitab Kanzul ‘Ulum karya Ibnu Bathuthah. Kanzul ‘Ulum adalah kitab yang tidak jelas dan tidak bisa dibuktikan wujudnya alias tidak bisa di-heuristik.

Baca Juga: Melibas Tanjakan Trick Boost cycling community Bukan Halangan

Tulisan-tulisan yang menyebutkan kitab ini tidak merujuk langsung kepadanya, tetapi hanya mengutib dari buku karya Asnan Wahyudi dan Abu Khalid, Kisah Wali Songo Para Penyebar Agama Islam di Tanah Jawa, kesalahan penyebutan nama kitab menjadi Kanzul ‘Ulum juga menunjukkan bahwa orang yang menyebutnya hanya mencopy-paste tulisan lain tanpa pernah mengetahui wujudnya.

Baca Juga: IPW Sebut Ada 8 Calon Perwira Pengganti Kapolri Idham Azis

Penulis pernah berusaha mengecek keberadaan kitab ini yang konon tersimpan di museum Istana Turki di Istanbul melalui teman-teman yang mempunyai akses ke negara yang dipimpin oleh Erdogan itu, tetapi gagal. Seorang teman memberi tahu bahwa museum tersebut sangat tertutup dan hanya bisa diakses jika melalui surat resmi negara.

Masyarakat kita adalah masyarakat yang gemar bercerita. Cerita sejarah menjadi cerita yang sangat diminati, apalagi jika dibumbui hal-hal yang dipandang hebat dan luar biasa. Akan tetapi, tidak semua cerita yang tersebar adalah cerita sejarah.Dilansir dari tulisan Ustadz Isa Anshari.

Baca Juga: Fashion show di Tengah Pandemi Covid 19 , Bangkitkan Ekonomi Kreatif

Seandainya kitab Kanzul ‘Ulum itu memang ada, apakah isinya tsiqah alias bisa dipercaya? Ibnu Bathuthah, orang yang dianggap sebagai pengarang kitab ini, hidup pada 1304-1369 M. Sementara itu, Sultan Muhammad I, orang yang dianggap telah mengirimkan para ulama Wali Songo sehingga kisahnya ditulis oleh Ibnu Bathuthah, hidup pada 1379-1421 M.

Ada jaraj 10 tahun antara kematian Ibnu Bathuthah (1369) dan kelahiran Sultan Muhammad I (1379). Pertanyaannya, kapan kedua orang ini bertemu? Mungkinkah Ibnu Bathuthah menulis peristiwa yang terjadi setelah ia mati?.***

Editor: Ahmad R

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x