MEDIA PAKUAN – kasus penyebaran Covid-19 masih menjadi momok yang menakutkan untuk umat manusia di seluruh dunia.
Menurut penelitian Covid-19 disebut oleh peneliti sebagai lokasi penyebaran Covid-19 yang paling besar.
Untuk kamu yang belum mendapatkan vaksin sebaiknya jika kamu tidak mau terpapar Covid-19 kamu harus menghindari beberapa tempat ini.
Karena pada dasarnya orang yang belum menerima vaksin lebih rentan terhadap paparan Covid-19.
Dikutip Media Pakuan dari PMJ news, pada jumat 30 Juli 2021, Profesor Bidang Llmu Kedokteran dan Pembedahan George Washington University Dr Jonathan Reiner menyebutkan beberapa tempat yang harus dihindari oleh masyarakat yang belum divaksin.
Menurutnya ada tiga tempat yang harus dihindari oleh masyarakat yang belum mendapatkan dosis vaksin. Ketiga tempat tersebut adalah Bar restoran dan juga GYM.
Pasalnya, baik bar, café, warkop atau restoran, para pengunjung dari tempat itu tidak memungkinkan untuk menggunakan masker.
Baca Juga: Luna Maya Bikin UUs dan Gading Martin Terkejut, Ungkap Memiliki Kekasih Baru
Masker yang digunakan harus dibuka sejenak untuk bisa memasukan makanan kedalam mulut.
"Anda (yang belum divaksinasi) sebaiknya mungkin tidak bersantap di restoran," ujar Dr Reiner menjelaskan.
Terkait dengan pendapat yang dikemukakan dr. Reiner, pemerintah di banyak negara Eropa juga memiliki pendapat yang sama.
Pada musim panas ini pemerintah di negara Eropa berencana untuk melarang orang-orang yang belum di vaksin untuk memasuki tempat tempat tersebut.
Salah satunya adalah presiden Prancis, Emmanuel Macron melalui keterangan resminya dalam beberapa waktu yang lalu.
"Bersama kita akan mengalahkan virus ini, kita terus melanjutkannya," ujar Macron menjelaskan.
Peneliti Dari Institut Pasteur Perancis pernah melakukan sebuah studi mengenai tempat yang paling beresiko untuk penyebaran Covid-19.
Studi ini mengungkapkan bahwa ketiga tempat itu berkaitan dengan peningkatan penularan Covid-19.
Tetapi, mengunjungi toko atau menggunakan kendara umum tidak menunjukkan hasil yang sama.
Peneliti menyimpulkan bahwa peningkatan resiko ini lebih berkaitan dengan kurang tertibnya penerapan protocol Kesehatan di tempat-tempat tersebut.***