Akan tetapi Menteri Keuangan Sri Mulyani menganggap utang pemerintah Indonesia tersebut masih relatif kecil, apalagi jika dibandingkan dengan negara lain.
Padahal pengumuman BPS yang terkait pertumbuhan ekonomi yang masih minus semakin menyulut pertanyaan publik berkenaan efektifitas utang pada pertumbuhan ekonomi.
Heri Gunawan juga berpendapat bahwa akselerasi belanja negara dan program PEN harusnya dipercepat.
"Percepat PEN agar memiliki efek domino terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB. Presiden Jokowi harus menegur menteri yang masih lambat," tandasnya.
Baca Juga: Hasil Penyekatan Mudik, Polda Metro Jaya Sudah Putarbalikkan 725 Kendaraan
Menurutnya salah satu kunci pertumbuhan ekonomi adalah mobilitas masyarakat, maka program vaksinasi harus lebih dipercepat agar tercipta herd immunity dan bisa meningkatkan mobilitas masyarakat.
"Berutang seperlunya saja, jangan sampai uang hasil utang menjadi SiLPA, karena harus membayar bunga. Daripada untuk bayar bunga, mending APBN digunakan untuk stimulus perekonomian," katanya.
Kemudian, sambung pria yang akrab disapa Hergun itu, perlu ada upaya yang lebih konkrit untuk mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Sebab selama pertumbuhan kredit masih lesu maka akan sulit menumbuhkan ekonomi. Ia menyebut perlu dipertimbangkan agar BI kembali menurunkan suku bunganya.
"Jika itu bisa direalisasikan maka akan dapat mendorong pertumbuhan PDB yang positif dan yang sekaligus mengentaskan Indonesia dari jurang resesi," terangnya.