'Pantang Pulang Sebelum Berhasil' Hari Peringatan Relawan Se Dunia, Kisah Inspiratif

5 Desember 2020, 11:42 WIB
/Istagram/

MEDIA PAKUAN - Relawan kemanusiaan merupakan salah satu dari sekian elemen yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 yang memiliki tugas sebagai pendukung upaya upaya yang dilakukan oleh pemerintah.

Baca Juga: 5 Manfaat Dalam Peringatan Volunteer Day Internasianal 5 Desember 2020

Dalam melaksanakan tugas di lapangan tentu saja begitu banyak kisah-kisah penuh suka, duka dan haru yang menemani setiap langkah para relawan dalam berjuang melawan pandemi Covid-19.

Kisah-kisah ini rasanya terlalu sayang jika dibiarkan begitu saja sehingga kisah-kisah tersebut perlu dituangkan dalam bentuk tulisan.

Tulisan yang akan menggugah hati dan menginspirasi para pembacanya dari kalangan sesama relawan kemanusiaan atau masyarakat umum.
Kisah menjadi realawan.

Baca Juga: Selamat Hari Relawan Internasional 5 Desember , Jadikanlah Sebagai Revolusi Mental

Dilansir dari Dompetduafa inilah kehidupan menjadi seorang relawan, bagi mereka Menjadi relawan Cekal (Cegah Tangkal) Corona bukan suatu tugas yang mudah.

Resiko terpapar penyakit bisa terjadi kapan pun dan di manapun saat mereka bertugas. Musuh tak kasat mata tersebut selalu mengintai dan membayang-bayangi setiap gerak langkahnya.

Hal tersebut tentu dirasakan setiap relawan. Namun, cara menyikapi dan tekatnya yang menjadikan mereka selalu tangguh.

Baca Juga: Dikabarkan Meluncurkan Produk Terbarunya di 8 Desember 2020, Apple Buat Netizen Penasaran

Priyanto, Bagus Firmansyah, Asep Suryana, dan Sesar Fathoni adalah sebagian sedikit dari relawan-relawan penanggulangan covid-19. Mereka memilih untuk turun ikut memerangi pandemi tersebut.

"Kami berempat adalah satu tim, namanya tim Delta. Tugas kami adalah sebagai penyemprot cairan disinfektan ke fasilitas-fasilitas umum. Juga ke perumahan-perumahan warga,” cerita Priyatno, PIC tim Delta, saat jeda aksi penyemprotan di area Pamulang, Tangerang Selatan, Sabtu (11/4/2020).

Melanjutkan ceritanya, Priyanto mengungkapkan, tugas ini merupakan tugas yang tidak ringan.

Baca Juga: Sakit Hati Karena di Permalukan, Wanita Mexico Nekat Tabrak Mantan dan Kekasih Barunya

Berbeda dengan tugas-tugas kemanusiaan lainnya. Jika bencana alam seperti banjir, longsor ataupun gempa, dapat diprediksi dan di-mitigasi, maka tidak dengan wabah Corona.
Justru data terus-menerus menunjukkan peningkatan angka korban.

Dari segi potensi korban/terdampak, bencana wabah Corona tidak mengancam orang tertentu ataupun daerah tertentu. Setiap orang adalah target sasaran virus tersebut.

“Kalau bencana alam, kami para tim respon turun setelah keadaan dinyatakan aman. Kalau ini tidak. Apapun keadaannya kami harus turun,” lanjutnya.

Baca Juga: Lagi LDR? Berikut 6 Tips agar Hubungan Selalu Langgeng dan Awet

Satu hal yang mereka rasakan bagi setiap relawan adalah rasa bangga dan haru menjadi bagian dari kegiatan kemanusia ini.

Mengapa tidak meski hidupnya sendiri di intai virus colan dan kemungkinan besar terpapar sangat besar namun, tekad mereka menjadi lebih bergelora bahwa sebelum virus sirna pantang mereka mudur dan terus berjuang.

Untuk membangkit dan mengapreasi keberanian mereka yu kita ucapkan dan rayakan keberanian mereka dengan berbagi ucapan dan poster di media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram maupun Twitter.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Tags

Terkini

Terpopuler