Network
MEDIA PAKUAN- Pemkot Bandung akan mengelar upacara peringatan peristiwa Bandung Lautan Api pada 24 Maret 2021 mendatang.
Upacara Peringatan tersebut akan digelar di Plaza Plaza Balai Kota. Nanum, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Jumlah pesertanya pun dibatasi sekitar 100 orang.
Agenda tersebut menjadi kegiatan kali pertama peringatan Bandung Lautan Api (BLA) yang diselenggarakan di masa pandemi Covid 19, setelah pada tahun lalu sempat tak digelar.
Baca Juga: Dewan Keamanan PBB mengutuk eskalasi militer di Marib Yaman
“Tahun lalu kita masih belum berani melaksanakan upacara karena ‘keueung’ dan belum jelas aturan pelaksanaannya,” tutur Kepala Bidang Pembinaan Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Bandung, Dadang Setiawan. seperti yang dikutip Mediapakuan dari Pikiran -rakyat.com
Dadang menyebutkan terkait perserta undangan tersebut yang akan hadir dalam kegiatan peringatan BLA diantaranya terdiri dari TNI, POLRI, perwakilan LVRI, ASN, petugas upacara dan beberapa tamu undangan.
“TNI 20 orang, ASN 5 orang, petugas upacara 15 orang, korps musik 15 orang kemudian ditambah tamu undangan Kurang lebih 100 orang yang terlibat,” ujarnya.
Selepas itu lanjut Dadang, Pemkot Bandung juga akan melakukan serangkaian acara peringatan BLA antara lain ziarah ke taman makan pahlawan, melakukan bersih-bersih di tempat bersejarah, dan mengedukasi melalui pembelajaran jarak jauh pemutaran film bandung lautan api bagi peserta didik.
“Pemutaran film ini bekerja sama dengan Disdik untuk mengintruksikan ke Guru PPKN khususnya yang memberikan pembelajaran jarak jauh dengan memutar film bandung lautan api,” ucapnya.
Baca Juga: Kerja Nyata! Pemprov Jabar Berikan Cadangan Pangan Pada Penyintas Banjir Subang
Dijelaskan juga Ketua DPC LVRI Kota Bandung, Patmo bahwa peringatan peringatan BLA bisa memperkuat empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Itu yang harus dipertahankan,” katanya.
Menurutnya, semangat yang dikobarkan oleh para pahlawan terdahulu perlu menjadi contoh bagi pemuda di masa kini. Pasalnya, perjuangan saat ini yang harus dihadapi pemuda bukan melawan penjajah tetapi berjuang melawan Covid-19 yang telah menyerang selama 1 tahun ini.***
