Pejabat Tinggi Korsel Dibunuh, AS Recoki Korut : Tidak Bisa Ditoleransi

- 26 September 2020, 20:02 WIB
ILUSTRASI: Naas, Salah Seorang Pejabat Korea Selatan Dibunuh dan Dibakar Korea Utara.*
ILUSTRASI: Naas, Salah Seorang Pejabat Korea Selatan Dibunuh dan Dibakar Korea Utara.* /.*/Pixabay/www_slon_pics


MEDIA PAKUAN - Pasca Terbunuhnya pejabat Korea Selatan ditangan Korea Utara, Amerika Serikat bergabung dengan Seoul untuk mengusut hal ini.

AS mengatakan, akan mendukung Korea Selatan dan mengutuk keras Korea Utara atas pembunuhan yang menimpa pejabat tinggi Korsel.

Ia juga menuntut penjelasan rinci kepada negara komunis itu.

Baca Juga: Masih Bingung Apa Itu Deals Sekitarmu ShopeePay? Simak Tips & Triknya

"Kami sepenuhnya mendukung kecaman sekutu ROK kami atas tindakan ini dan seruan ROK untuk penjelasan lengkap dari DPRK," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Pernyataan itu muncul setelah Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in mengungkapkan penyesalan yang mendalam atas insiden yang menimpa pejabatnya.

"insiden mengejutkan yang tidak dapat ditoleransi dengan alasan apa pun." ungkapnya dalam pidato.

Baca Juga: Pejabat Korsel Dibakar oleh Korut, Kim Jong-un Minta Maaf : Saya Sangat Menyesal

Sebelumnya, Seoul mengatakan Korea Utara telah menembak dan membunuh pejabat Korea Selatan yang sedang bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Kementerian pertahanan Korea Selatan mengatakan, Korut telah membakar tubuhnya yang diyakini sebagai tindakan pencegahan penyebaran virus korona.

AS belum memberikan reaksi resmi, selain pernyataan singkat yang diberikan juru bicara departemen luar negeri.

Baca Juga: Diduga Menculik hingga Membakar Salah Satu Pejabatnya, Korsel Mengutuk Korut atas Perbuatannya

Pembunuhan pejabat Korea Selatan itu terjadi pada hari yang sama ketika Presiden Korea Selatan mengusulkan peluncuran inisiatif regional.

Bersama dengan China, Jepang, Mongolia, dan Korea Utara, untuk bersama-sama mengatasi pandemi COVID-19 dalam pidatonya di Sidang Umum PBB.

Dalam pidatonya di PBB, Moon juga menyerukan dukungan internasional untuk mendeklarasikan berakhirnya Perang Korea.

Baca Juga: Kim Yo-Jong Penganti Pemimpin Terkuat di Korut

Perang Korea 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai, secara teknis membuat kedua Korea berperang bahkan sampai saat ini.*** Adi.

Editor: Ahmad R

Sumber: The Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x