Bentuk Solidaritas Palestina, Umat Kristen di Kota BethlehemTidak Merayakan Natal 2023

- 25 Desember 2023, 11:35 WIB
Bentuk Solidaritas Umat Kristen di Kota Bethlehem, Tidak Merayakan Natal 2023
Bentuk Solidaritas Umat Kristen di Kota Bethlehem, Tidak Merayakan Natal 2023 /

MEDIA PAKUAN - Perayaan natal di Gaza, palestina berlangsung mengharukan, hari yang seharusnya menjadi hari yang menyenangkan dengan lagu-lagu Natal, kue kering, dan lampu Natal, 25 Desember ditandai dengan kegembiraan dan perayaan kelahiran Yesus, namun berbeda di Gaza.

Begitupun di Betlehem, Tepi Barat, Palestina, merupakan tempat yang selalu disorot saat Natal tiba. Di kota ini, Yesus Kristus lahir ke dunia.

Kota Bethlehem Tepi Barat Palestina membatalkan perayaan Natal 2023 sebagai bentuk solidaritas atas agresi brutal Israel ke Jalur Gaza.

Keselamatan umat Kristen di Palestina terguncang oleh pemboman Gereja Ortodoks Yunani tertua di Gaza Saint Porphyrius pada Oktober 2023, yang menewaskan sedikitnya 18 orang termasuk anak-anak.

Baca Juga: Libur Natal: Anies Berkampanye di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

Lagi-lagi pasukan Israel penjajah menembak dan membunuh seorang ibu Kristen tua dan putrinya di sebuah gereja Katolik di Gaza pada Sabtu 23 Desember 2023.

Ritual-ritual yang biasanya dilakukan dengan gembira, kali ini hanya dirayakan secara sederhana dengan suasana yang berkabung dan berdoa, menyinari cahaya keras pada realitas wilayah saat ini.

Biasanya kedatangan prosesi adalah perayaan yang dirayakan, disambut oleh beberapa kelompok pramuka dan band musik dari seluruh Palestina.

Orang-orang meninggalkan rumah mereka untuk berjalan-jalan di sekitar kota dan menyaksikan semangat Natal.

Namun, jalanan kota kelahiran Yesus Kristus itu di tahun ini terlihat sepi. Tak ada gema lonceng gereja hingga pernak-pernik pohon natal menghiasi jalanan Kota Bethlehem yang bagaikan labirin itu.

Salah satu Pastor Francesco Patton dari kelompok gereja Custody of the Holy Land di Bethlehem sebelumnya telah mengatakan bahwa pihaknya hanya akan merayakan Hari Natal tahun ini dengan tenang dan sederhana, tanpa ada perayaan atau perkumpulan di alun-alun kota.

Dekorasi Natal yang dulunya menghiasi lingkungan sekitar telah disingkirkan. Parade dan perayaan keagamaan telah dibatalkan. Di pusat kota Bethlehem, tepatnya Manger Square, biasanya terpasang pohon Natal tradisional yang sangat besar.

Baca Juga: Tim Jibom Turun Gunung Amankan Perayaan Natal di Kota Sukabumi : Seluruh Gereja Disterilkan

Namun, tahun ini, tidak ada gemerlap pohon Natal tersebut di alun-alun kota.

Namun, kali ini situasi Natal sangatlah berbeda. Ini disebabkan tindakan keras Israel terhadap wilayah Tepi Barat sebagai bagian dari operasi militer mereka di wilayah Gaza untuk menumpas kelompok Hamas.

Tindakan ini pun memaksa banyak warga Kristen tidak dapat merayakan Natal bersama keluarga. Hal ini diakui salah satu warga bernama Noha Helmi Tarazi, yang menyebut tidak dapat bersilaturahmi lantaran pembatasan Israel.

"Bagaimana kita bisa merayakan Natal di tengah perang genosida ini?" tanya Tarazi, yang dikenal oleh orang-orang terdekatnya sebagai Um Shadi. "Bagaimana kita bisa merayakannya ketika masyarakat di Gaza kesulitan mendapatkan makanan hanya satu kali sehari?"

Pengeboman dan tembakan Israel telah menewaskan lebih dari 20.000 orang di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober, termasuk sedikitnya 8.000 anak-anak. Lebih dari 300 orang juga telah terbunuh di Tepi Barat.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x