Menurut WMO, Permukaan laut pulau Pasifik naik lebih cepat hingga mengakibatkan pulau Solomon terancam

- 18 Agustus 2023, 14:48 WIB
Ilustrasi Laut Pulau Pasifik
Ilustrasi Laut Pulau Pasifik /pixabay

MEDAN PAKUAN - Permukaan laut di Pasifik Barat Daya naik lebih cepat dari rata-rata global,  Situasi ini mengancam pulau-pulau dataran rendah, seperti Tuvalu dan Kepulauan Solomon. 

Dalam laporan Keadaan Iklim di Pasifik Barat Daya 2022 pada Jumat, 18 Agustus 2023,Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) mengungkapkan ketinggian air naik sekitar 4 mm per tahun di beberapa area, sedikit di atas tingkat rata-rata global.

Sehingga wilayah dataran rendah seperti Tuvalu dan Kepulauan Solomon dari waktu ke waktu dapat menjadi banjir.

Baca Juga: Link Live Streaming Persebaya Surabaya VS PSM Makassar Pada Pekan Ke 9 BRI Liga 1 Musim 2023 2024 :Sekarang

Hal ini menyebabkan hancurnya tanah pertanian dan layak huni dengan penduduk yang tidak dapat pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Laporan tersebut menambahkan bahwa gelombang panas laut telah terjadi di wilayah yang luas di timur laut Australia dan selatan.

Papua Nugini selama lebih dari enam bulan, memengaruhi kehidupan laut dan mata pencaharian masyarakat setempat.

Baca Juga: Populasi Menua Di Korea Telah Muncul Dan Menjadi Salah Satu Masalah Dalam Negara

Menurut Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas mengatakan bahwa El Niño , pemanasan suhu permukaan air di Samudra Pasifik bagian timur dan tengah yang kembali terjadi tahun ini, akan sangat mempengaruhi wilayah tersebut.

"Ini akan berdampak besar pada wilayah Pasifik Barat Daya karena sering dikaitkan dengan suhu yang lebih tinggi, pola cuaca yang mengganggu, dan lebih banyak gelombang panas laut serta pemutihan karang," ujar Taalas dalam sebuah pernyataan.

Di tahun lalu wilayah pasif barat daya mencatat 35 bencana alam, termasuk banjir dan badai, yang menewaskan lebih dari 700 orang.Bahaya ini secara langsung mempengaruhi lebih dari 8 juta orang.

Baca Juga: Estapet Kepemimpinan! Dubes RI Rosan ditetapkan jadi Ketua Komite ASEAN di Washington AS

Meskipun jumlah peristiwa cuaca bencana yang dilaporkan di wilayah tersebut menurun tahun lalu dibandingkan tahun 2021, skala kerugian ekonomi akibat banjir dan peristiwa cuaca meningkat, dari laporan tersebut.

Kerusakan akibat banjir, termasuk di Australia dan Filipina, mencapai $8,5 miliar, hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.***

Editor: Popi Siti Sopiah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah