Kerusakan Akibat Ledakan di Beirut, Ratusan Ribu Orang Kehilangan Tempat Tinggal

- 6 Agustus 2020, 08:15 WIB
Kerusuhan di Jalanan Beirut, Lebanon. (Aljazeera)
Kerusuhan di Jalanan Beirut, Lebanon. (Aljazeera) /Aljazeera

 

MEDIA PAKUAN-Ledakan besar yang mengguncang Kota Beirut, Lebanon, pada pukul 18.02 Selasa 4 Agustus 2020 malam waktu setempat mengundang perhatian dunia. Kejadian tersebut menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai ribuan lainnya.

Dikutip Pikiranrakyat-bogor.com berjudul "Lebanon Berduka, Kerusakan Akibat Ledakan Hebat di Pelabuhan Beirut Capai Miliaran Dolar Amerika"dari RRI, kerusakan yang disebabkan ledakan yang mengguncang ibukota Lebanon, Beirut berkisar antara 3 miliar dolar hingga 5 miliar dolar."Kerusakan akibat ledakan di daerah pelabuhan tampaknya telah meluas ke lebih setengah kota," kata Gubernur Beirut Marwan Abboud, seperti dilansir dari Al Arabiya, Rabu 5 Agustus 2020.

Abboud menjelaskan, ledakan ini telah membuat ribuan orang kehilangan tempat tinggalnya."Saya pikir ada antara 250 ribu hingga 300 ribu orang sekarang tanpa tempat tinggal," kata Abboud.

Baca Juga: Perlu Diketahui, Begini Cara Merawat Kopling Motor

Palang Merah Lebanon mencatat ledakan besar di pelabuhan Beirut yang menghancurkan seluruh kota telah menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang.

Sedangkan Menteri Kesehatan Lebanon, Hamad Hassan mengatakan, Lebanon telah mengirim daftar bantuan yang dikirim ke beberapa negara."Negara-negara di seluruh dunia telah siap membantu Lebanon pulih dari ledakan," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, ledakan besar terjadi di sekitar pelabuhan Beirut, Lebanon. Ledakan tersebut memporak-porandakan lokasi kejadian.

Penyebab ledakan itu disebut karena keberadaan amonium nitrat yang merupakan pupuk pertanian.

Presiden Libanon Michel Aoun mengatakan, ledakan yang terjadi petang kemarin diduga berasal dari 2.700 ton amonium yang tersimpan dalam pelabuhan.

Baca Juga: Pegawai Swasta Bakal Dapat Bantuan Rp600 Ribu dari Pemerintah

Perdana Menteri (PM) Libanon, Hassan Diab, mengatakan, ada sekitar 2.750 ton amonium nitrat tersimpan di gudang lokasi ledakan besar Beirut, selama 6 tahun."Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan," kata Diab pada pertemuan dewan pertahanan, seperti laporan kantor berita AFP.

Sementara berdasarkan data yang dikumpulkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menunjukkan, ledakan besar yang terjadi di Beirut sangat kuat.

Ledakan itu menciptakan gelombang seismik yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 Skala Richter.

Meski setara dengan magnitudo 3,3 tidak langsung sebanding dengan gempa dengan ukuran yang sama.

Baca Juga: Museum Prabu Siliwangi Punya Koleksi Benda Bersejarah dari Turki

Menurut ahli geofisika di Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional AS, Don Blakeman, kejadian tersebut karena jenis ledakan permukaan, seperti ledakan di Beirut, tidak menghasilkan magnitudo sebesar gempa bumi.

Blakeman mengatakan, sebagian besar energinya terserap ke udara dan bangunan. Jika ledakan itu terjadi di bawah permukaan bumi, kekuatannya akan lebih tinggi."Tidak cukup energi yang ditransmisikan ke dalam batuan di tanah," katanya.(***)

Editor: Toni Kamajaya

Sumber: Pikiran Rakyat Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x